Jokowi Khawatir Penguatan Tajam Rupiah Akibat Tax Amnesty

Yura Syahrul
14 Juli 2016, 19:54
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Penerapan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) berpotensi menarik masuknya dana dalam jumlah besar ke dalam negeri. Namun, Presiden Joko Widodo mengaku khawatir kondisi tersebut bakal memicu penguatan tajam mata uang rupiah.

“Kita sempat takut, kalau rupiah terlalu kuat,” kata Jokowi saat acara diskusi membahas kebijakan pengampunan dengan para editor ekonomi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/7).

Menurut Presiden, rupiah yang terlalu kuat akan menyebabkan nilai kompetitif produk-produk Indonesia di pasar internasional bakal menurun. Hal ini tentu akan mengancam nilai ekspor keluar negeri.

Apalagi, belakangan ini, banyak negara cenderung melemahkan mata uangnya agar produknya lebih kompetitif dibandingkan negara lain. Dengan begitu, nilai ekspor bakal meningkat untuk memacu pertumbuhan ekonomi.

(Baca: Pemerintah Temukan Upaya Pihak Asing Hambat Tax Amnesty)

Meski begitu, menurut Presiden, pemerintah tidak bisa menolak masuknya aliran dana dalam jumlah banyak akibat repatriasi dana hasil tax amnesty. “Dana itu akan mengalir terus,” katanya.

Belakangan ini, mata uang rupiah memang cenderung terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Pada penutupan perdagangan di pasar spot, Kamis ini, rupiah sudah berada di posisi 13.073 per dolar AS.

(Baca: BI: Pengesahan Tax Amnesty Perkuat Rupiah)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...