Pemerintah Temukan Upaya Pihak Asing Hambat Tax Amnesty

Yura Syahrul
14 Juli 2016, 16:27
tax amnesty
Arief Kamaludin|KATADATA

Pemerintah tengah fokus menyukseskan kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) agar menghasilkan manfaat yang maksimal bagi perekonomian negara. Namun, pemerintah menengarai adanya upaya pihak-pihak lain di luar negeri untuk “menghambat” kesuksesan kebijakan tersebut.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengaku telah menemukan adanya sejumlah upaya negara lain untuk membujuk Warga Negara Indonesia (WNI) yang memiliki dana di luar negeri agar tidak mengikuti kebijakan pengampunan pajak. Termasuk, membawa kembali dananya masuk ke Indonesia (repatriasi).

Namun, dia enggan menyebutkan negara lain atau pihak di luar negeri yang mencoba menghadang kebijakan tersebut. Yang jelas, upaya itu dilakukan dengan menawarkan tingkat keuntungan lebih besar jika WNI itu bersedia tidak mengalihkan dananya ke Indonesia.

(Baca: Pemerintah Terbitkan Empat Aturan Teknis Tax Amnesty)

Upaya lainnya adalah menawarkan izin tinggal hingga status penduduk tetap (permanent residence) di negara tersebut. “Tawaran itu biasanya tidak langsung untuk si pemilik dana tapi ke anaknya,” kata Bambang dalam dialog mengenai tax amnesty bersama para editor ekonomi dan dihadiri pula oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/7). “Kalau sudah permanent residence, sulit bagi kita untuk menarik kembali dana mereka.”

Presiden juga mengakui telah mendapat informasi mengenai upaya dari pihak luar negeri tersebut.

“Ada yang menawarkan tingkat keuntungan lebih besar dibandingkan tarif tebusan tax amnesty,” katanya.

Menurut Presiden, praktik tersebut lazim dilakukan di tengah kondisi lesunya perekonomian dunia saat ini. Setiap negara tentu berebut memikat para pemilik dana agar mau menaruh dananya di negar tersebut untuk mendukung perekonomian.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...