Singapura dan Malaysia Akan Dihubungkan Kereta Cepat

Maria Yuniar Ardhiati
19 Juli 2016, 15:09
No image

Singapura segera menandatangani kerja sama pembangunan kereta cepat yang menghubungkan negara tersebut dengan Kuala Lumpur, Malaysia. Proyek ini diumumkan menyusul pembangunan kereta cepat di Indonesia dan India.

“Ini pertanda yang baik, karena investor menunggu-nunggu interkonektivitas antarnegara di Asia Tenggara,” kata manajer keuangan dari Samsung Asset Management, Alan Richardson, seperti dilansir Bloomberg, Selasa, 19 Juli 2016. (Baca: Ada Perubahan Teknis, Nilai Investasi Kereta Cepat Bisa Bertambah).

Malaysia dan Singapura menerima hampir 250 proposal dari perusahaan-perusahaan yang tertarik ambil bagian dalam pembangunan kereta cepat ini. Berdasarkan laporan New Straits Times pada Desember lalu, ada 98 perusahaan yang akhirnya masuk dalam daftar.

Kemudian, sebanyak 14 entitas asing diminta melakukan presentasi. Beberapa di antaranya adalah Alstom (Prancis), Siemens AG (Jerman), CAF dan Talgo SA (Spanyol), Bombardier (Kanada), perusahaan yang dipimpin China Railway (Cina), serta konsorsium Jepang dan Korea Selatan.

Kantor Perdana Menteri Singapura menyebut pembangunan kereta cepat ini sebagai proyek bilateral yang akan memperkuat hubungan perekonomian keduanya. Kereta ini kelak memangkas waktu tempuh Malaysia - Singapura dari lima jam menjadi 90 menit. Tentu saja hal ini menjadi tantangan bagi maskapai berbiaya rendah seperti AirAsia, Singapore Airlines, dan Tiger Airways yang menawarkan waktu tempuh dari Singapura ke Kuala Lumpur selama satu jam.

Analis transportasi dari Bloomberg Intelligence, John Mathai menyebutkan Singapura dan Malaysia memiliki kapasitas terbesar untuk angkutan udara di Asia Tenggara. “Kehadiran kereta cepat bisa mengurangi kepadatan di bandara,” ujarnya. (Baca: Hermanto Dwiatmoko: Ada Politik di Belakang Kereta Cepat).

Negara-negara di Asia sedang gencar melakukan modernisasi infrastruktur transportasi. Cina telah memiliki jaringan kereta cepat terbesar dunia. Sementara itu, Jepang telah mengoperasikan kereta cepat selama lebih dari 50 tahun hingga saat ini. Dengan kebutuhan berbagai negara atas teknologi terbaru dalam transportasi ini, Cina dan Jepang pun menghadapi para pesaing seperti Siemens AG dan Bombardier Inc.

Melalui surat elektronik pada awal pekan ini, Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebutkan penandatanganan nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) tersebut menyangkut pembangunan jalur kereta. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pun dijadwalkan akan mengunjungi Malaysia dan melakukana pertamuan dengan Perdana Menteri Najib Razak.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...