Jokowi Sampaikan 6 Permasalahan Kementerian

Safrezi Fitra
28 Juli 2016, 12:36
Rapat Kabinet
Laily - Biro Pers Setpres
Presiden Joko Widodo memimpin rapat kabinet bersama seluruh jajaran menteri, termasuk sejumlah menteri yang baru dilantik.

Setelah melakukan perombakan kabinet kerja, Presiden Joko Widodo (Jokowi) langsung menggelar Rapat Kabinet Paripurna di Istana Merdeka, Rabu sore (27/7). Rapat ini diikuti oleh seluruh anggota Kabinet Kerja, baik yang sudah lama tergabung, maupun yang baru saja bergabung.

Dalam rapat perdana ini, Jokowi menjelaskan enam permasalahan kabinetnya selama ini. Permasalahan pertama mengenai Rencana Kerja Pemerintah dan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Sebelumnya Jokowi sempat menginstruksikan agar rencana kerja dan anggaran pemerintah tahun depan harus berubah total.

Dia merasa sistem perencanaan yang dilakukan selama ini hanya menghabiskan dana, tapi tidak memberikan manfaat signifikan terhadap perekonomian. Sistem penganggaran yang selama ini mengacu pada fungsi kementerian dan lembaga (money follow function), harus berubah acuannya berdasarkan program (money follow program).

Presiden pun memberikan kewenangan penuh kepada Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) dalam hal penganggaran dan rencana kerja setiap kementerian. Terkait hal tersebut, Jokowi meminta Kepala Bappenas untuk membahasnya dalam forum sidang kabinet.

Kedua, terkait dengan permasalahan pangan. Permasalahan tingginya harga dan ketergantungan impor pangan menjadi salah satu fokus Jokowi saat ini. Dia berharap kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan, Menteri Pertanian, Menteri BUMN, dan Kepala Bulog untuk saling berkoordinasi terkait permasalahan tersebut. (Baca: Menteri Perdagangan Baru Janjikan Tekan Harga Pangan)

"Sesuai yang yang telah dirapatkan sebelumnya, secara konsisten harga-harga (pangan) itu harus dilihat hari per hari," kata Jokowi saat memimpin Rapat Kabinet Paripurna perdana setelah melakukan perubahan susunan Kabinet Kerja, Rabu sore (27/7).

Ketiga, penugasan terkait reformasi hukum diberikan kepada Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan yang baru, Wiranto. Dia menuntut penegakan dan kepastian hukum dapat terlaksana di Indonesia.

"Saya kira sudah dirintis oleh Pak Luhut Panjaitan mengenai ini, sehingga bisa dilanjutkan tahapan-tahapannya," terang Presiden.

Keempat, mengenai kinerja Kementerian Keuangan, khususnya Direktorat Jenderal Pajak. Dia mengaku sering mendapat keluhan dari para wajib pajak mengenai kinerja Ditjen Pajak yang kurang baik.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...