Kontraktor Migas Sebut Produk Lokal Masih Mahal

Anggita Rezki Amelia
31 Agustus 2016, 14:36
Blok migas
Katadata

Keinginan pemerintah untuk meningkatkan penggunaan produk dalam negeri pada kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi (migas) mulai mendapat respons dari pelaku usaha. Kontraktor migas menilai produk lokal masih lebih mahal dibandingkan produk impor.

Mahalnya produk dalam negeri ini dirasakan juga Joint Venture and PGPA Manager Ephindo Energy Private Ltd Moshe Rizal Husin. Bahkan menurut dia barang dasar dengan teknologi rendah buatan di Indonesia masih terhitung mahal. (Baca: Pemerintah Prioritaskan Pengguna Komponen Lokal Menang Tender Migas)

Dia mencontohkan salah satu produk lokal yang dianggap lebih mahal adalah casing atau pelindung yang digunakan untuk kegiatan pengeboran. “Kami di Coal Bed Methane (CBM) melakukan analisa, casing dibeli di Indonesia bisa 30 persen lebih mahal bila saya pesan langsung dari Cina,” kata Moshe kepada Katadata, Selasa (30/8).

Menurutnya mahalnya harga produk dalam negeri ini disebabkan adanya praktik monopoli, lantaran minimnya persaingan usaha yang sehat di industri penunjang migas. Sementara kontraktor dipaksa harus menggunakan produk dalam negeri yang mahal dan membuat biaya operasional migas membengkak.

“Saran saya tidak hanya menekan KKKS  untuk menaikkan TKDN mereka. Kondisinya sekarang kami justru dituntut efisiensi,” ujar dia. Harus ada kerja sama antara pemerintah, kontraktor kontrak kerjasama (KKKS), dan sub-kontraktor untuk bersama-sama dalam upaya memperbesar tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di industri hulu migas.

(Baca: Tingkatkan TKDN, Luhut Minta Pertamina Pakai Pipa Dalam Negeri)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...