Resmi Gandeng Shell, Pertamina Hemat 15 Persen Impor BBM

Anggita Rezki Amelia
31 Agustus 2016, 20:56
Kilang mini
Katadata

PT Pertamina menandatangani perjanjian kerja sama penggunaan kilang minyak milik Shell Internasional Eastern Trading Company (SIETCO) di Singapura. Dengan kerja sama ini, Pertamina bisa menghemat impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dari segi nilai ataupun volume.

Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan kontrak kerja sama itu berlaku sejak Juli - Desember 2016 dengan total volume minyak yang dipasok sebanyak enam juta barel. Minyak yang diolah berasal dari minyak mentah Pertamina yang didapat dari Lapangan West Qurna 1, Basrah, Irak. (Baca: Pertamina Sewa Kilang Shell di Singapura untuk Olah Minyak Irak).

Dwi mengatakan, kerja sama dengan Shell untuk menekan porsi impor BBM Pertamina, khususnya Premium. Kilang tersebut akan menghasilkan satu juta barel per hari Premium. Tidak hanya itu, minyak ini akan diolah menjadi Pertamax pada kuartal empat.

Pertamina mendapat keuntungan dari kerja sama tersebut karena menggunakan skema crude processing deal/CPD. Dengan skema ini memungkinkan Pertamina memperoleh nilai tambah dari minyak sour atau jenis ringan hasil produksi di Irak, Basrah Crude yang belum dapat diproses di kilang dalam negeri.

Apalagi, produk BBM-nya dapat dibawa ke Indonesia. "Dalam rangka mengurangi ketergantungan akan produk minyak impor,” ungkap Dwi di kantor Pertamina Jakarta, Rabu, 31 Agustus 2016. (Baca: Impor BBM Bisa Teratasi Dengan Menghilangkan Pemburu Rente).

Sementara itu, Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Daniel Purba mengatakan harga skema kerja sama ini juga lebih murah 15 persen daripada membeli BBM secara impor. “Salah satunya kita percaya harga pembeliannya lebih murah," ujar Daniel.

Dari segi volume, dengan adanya CPD yang dilakukan Pertamina dan Shell, impor BBM turun menjadi 35 persen dari konsumsi nasional. Dengan demikian, ada penurunan 15 persen volume impor BBM dari sekitar 50 persen konsumsi per bulan.

Sehingga impor Premium yang tadinya sebesar sembilan juta barel per bulan turun menjadi enam juta barel per bulan. Penyebabnya, selain produksi dari kilang milik Shell sebesar satu juta barel per bulan, ada juga dari aktifnya Kilang TPPI (Trans Pacific Petrochemical Indotama). (Baca: Kilang TPPI Beroperasi, Pertamina Bisa Hemat Dolar 15 Persen).

Nantinya, Daniel tidak menutup kemungkinan Pertamina mengirimkan minyak selain jenis Basrah ke kilang tersebut. Saat ini Pertamina tengah mengkaji minyak mentah lainnya yang juga dimiliki Pertamina seperti minyak Sahara blend dari Aljazair dan minyak mentah dari Malaysia. "Kami lihat kebutuhan pasar, " ujar dia.

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...