Tekan Harga, Pemerintah Akan Atur Margin Keuntungan Pedagang Gas
Pemerintah masih terus berupaya agar harga gas bumi yang dibeli industri pengguna bisa turun. Setelah melakukan beberapa upaya efisiensi di tingkat hulu, kali ini giliran bisnis hilir gas yang akan ditata dan dibenahi.
“Yang sudah kami tetapkan, (harga gas) di hulu harusnya sudah sampai US$ 2 per mmbtu. Sekarang kami lagi tata di distribusinya. Dengan distribusinya ditata kami harapkan harganya bisa turun lagi,” kata Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) I.G.N Wiratmaja Puja saat ditemui di gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Senin (19/9).
Penurunan harga belum bisa maksimal jika tidak ada pembenahan di tingkat hilir, seperti usaha distribusi yang berhubungan langsung dengan konsumen. Apalagi perusahaan distribusi dianggap mengambil untung besar dalam bisnis gas. (Baca: PLN Akan Serap Gas Jambaran-Tiung Biru Jika Harga di Bawah US$ 8)
Menurut Wiratmaja, tidak ada acuan yang jelas mengenai margin keuntungan bisnis hilir gas. Perusahaan distribusi gas mendapat margin keuntungan yang berbeda dari setiap gas yang dijual, meski harga yang ditetapkan sama.
Oleh karena itu, pemerintah berencana mengatur batasan margin untuk usaha distribusi gas ini. Aturan margin ditentukan berdasarkan kondisi atau biaya investasi yang dikeluarkan untuk kegiatan distribusi.
"Misalkan tergantung jarak, volume. Misalnya ada pipa yang cuma 2 kilometer. Ya tidak mungkin US$ 3-4 (untungnya). Jadi marginnya teregulasi, seperti transmisi. Kan yang sudah teregulated itu transmisi. Distribusi belum," ujarnya. (Baca: Pemerintah Upayakan Tekan Harga Gas di Hulu Hingga US$ 2)