Jokowi: Indonesia Rugi Rp 260 Triliun Akibat Pencurian Ikan

Safrezi Fitra
10 Oktober 2016, 16:56
Jokowi
Laily Rachev | Biro Pers Sekretariat Presiden
Presiden Jokowi membuka Simposium Kejahatan Perikanan Internasional II di Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta, Yogyakarta, Senin (10/10)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan praktik penangkapan ikan ilegal atau illegal fishing selama ini sangat merugikan Indonesia. Nilai kerugian yang ditimbulkan akibat pencurian ikan ini mencapai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 260 triliun.

Berdasarkan data Organisasi Pangan Dunia atau Food and Agriculture Organization (FAO), pada 2014 Indonesia berada di peringkat kedua produsen ikan laut terbesar di dunia. Jumlah tangkapan ikannya saat itu tercatat mencapai 6 juta ton atau setara dengan 6,8 persen total produksi dunia untuk ikan laut. 

Meski demikian, Jokowi meyakini bahwa data tersebut masih di bawah potensi maksimal Indonesia. Artinya masih banyak lagi potensi ikan tangkap yang bisa dihasilkan dari laut Indonesia. Pencurian ikan yang terjadi di perairan dalam negeri menjadi faktor utama penghambat potensi tersebut. (Baca: Jokowi: Masa Depan Indonesia Ada di Laut)

"Illegal fishing telah mengakibatkan kerugian ekonomi Indonesia sebesar 20 miliar dolar Amerika per tahun. Termasuk mengancam 65 persen terumbu karang kita," kata Jokowi dalam keterangan resminya. Hal tersebut ditegaskannya saat membuka Simposium Kejahatan Perikanan Internasional II di Gedung Agung Istana Kepresidenan Yogyakarta, Yogyakarta, Senin (10/10).

Grafik: Produsen Utama Perikanan Tangkap Dunia 2014
Produsen Utama Perikanan Tangkap Dunia 2014

Pemerintah terus berupaya memberantas pencurian ikan di laut Indonesia. Bahkan menunjukkan tindakan tegas, salah satunya dengan melakukan penangkapan kapal-kapal asing di perairan Indonesia. Hingga saat ini, sebanyak 236 kapal asing pencuri ikan telah ditenggelamkan di perairan Indonesia. (Baca Infografik: Kapal Negara Mana Terbanyak Ditenggelamkan?

Menurut Jokowi, dengan upaya ini hasilnya sudah mulai terlihat. “Tingkat eksploitasi ikan di Indonesia mengalami penurunan antara 30 sampai 35 persen sehingga memungkinkan kita meningkatkan stok nasional ikan dari 7,3 juta ton di tahun 2013 menjadi 9,9 juta ton di tahun 2015," ujarnya.

Usaha nyata pemerintah Indonesia tersebut tidak hanya mampu menurunkan tingkat eksploitasi dan pencurian ikan di perairan Indonesia. Tindakan tegas terhadap praktik illegal fishing juga dibarengi dengan peningkatan kinerja perdagangan dari hasil laut. Sepanjang paruh pertama tahun ini ekspor produk perikanan dalam negeri meningkat 7,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...