Bank Dunia Sarankan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Konsumsi

Desy Setyowati
12 Oktober 2016, 15:11
Bank Dunia
Arief Kamaludin | Katadata

Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund / IMF) melihat kondisi perekonomian dunia masih akan melambat. Untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, dua lembaga keuangan internasional ini menyarankan pemerintah memaksimalkan kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, dalam pertemuan tahunan Bank Dunia – IMF di Washington, Amerika Serikat (AS), pekan lalu, lembaga keuangan tersebut memperkirakan ekonomi global hanya tumbuh 2,4-3,1 persen tahun ini. Sedangkan tahun depan diproyeksikan mencapai 2,8-3,4 persen.

Penyebab utama ekonomi belum membaik adalah, harga komoditas masih melemah, tingginya inflasi, dan rendahnya suku bunga. Ke depan, ekonomi global juga akan menghadapi perlambatan produktivitas, investasi, dan perdagangan dunia. (Baca: Ekonomi Dunia Melambat, BI Turunkan Prediksi Pertumbuhan 2017)

“Dibahas perkembangan ekonomi terakhir, terutama bagaimana menghadapi risiko perekonomian dunia. Yang disorot masih lemahnya perekonomian dunia dan kebijakan suku bunga AS pada 2016 dan 2017,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers mengenai hasil pertemuan tahunan Bank Dunia-IMF tersebut di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (12/10).

Berdasarkan kondisi tersebut, Bank Dunia dan IMF meminta semua negara berpartisipasi mendorong pertumbuhan ekonomi. Caranya, memaksimalkan ruang fiskal untuk membangun infrastruktur atau berinvestasi. Dengan begitu, diharapkan ada peningkatan pendapatan masyarakat sehingga bisa mendorong konsumsi rumah tangga.

Selain itu, dari sisi fiskal, pemerintah berupaya mendorong investasi dengan memberikan sejumlah insentif. Insentif itu bisa berupa keringaan pajak tax allowance ataupun tax holiday.  (Baca: Belanja Pemerintah Menipis, BI: Ekonomi Cuma Bisa Tumbuh 5 Persen)

Di tengah seretnya penerimaan saat ini, menurut Sri Mulyani, kebijakan fiskal yang paling penting adalah menetapkan jenis belanja yang berdampak besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Karena itu, pemerintah mengutamakan belanja modal untuk investasi yang bersifat produktif dan mengurangi belanja konsumtif.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...