Investasi Terlewati Vietnam, Pemerintah Mesti Percepat Deregulasi

Desy Setyowati
12 Oktober 2016, 11:35
pembangunan-infrastruktur-gedung
Donang Wahyu|KATADATA
pembangunan-infrastruktur-gedung

Hasil survei Bank Indonesia beberapa waktu lalu menunjukkan perlambatan pertumbuhan kegiatan usaha pada kuartal tiga. Bahkan, tren ini diperkirakan berlanjut hingga triwulan empat tahun ini.

Menurut Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong hal tersebut berkaitan erat dengan gerak penanaman modal. Selama ini, kebijakan Indonesia dinilai sangat tertinggal dibanding negara lain dalam mendukung investasi. (Baca: Rencana Investasi Rp 342 Triliun Terhambat, BKPM Gandeng Polri).

Advertisement

Sementara itu, pengaruh paket kebijakan yang ditelurkan pemerintah sejak September tahun lalu untuk menggairahkan ekonomi rupanya membutuhkan waktu lama dalam meningkatan investasi. Karena itu, kata Lembong, pemerintah perlu mempercepat deregulasi, modernisasi, serta membuat kemitraan dengan blok-blok ekonomi di negara maju seperti Eropa dan Amerika Serikat.

“Dalam rapat pleno satuan tugas (satgas) ekonomi, ada kelompok kerja (pokja) dua dan tiga yang memberikan tayangan: Indonesia sudah kalah dengan Vietnam,” kata Tom Lembong di Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Selasa, 11 Oktober 2016. 

Bagaiaman dengan negara lain? Menurut mantan Menteri Perdagangan ini, posisi Indonesia pun mulai kalah dari India. Bahkan, terancam tertinggal dari Filipina dan Myanmar kalau kebijakan pemerintah masih seperti saat ini. (Baca: Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi, Darmin Mengandalkan Investasi).

Berdasarkan data lembaganya, Tom Lembong menyatakan laju investasi belum meningkat signifikan. Namun ia menilai sentimen positif imbas penerapan paket kebijakan mulai terasa. Dampak yang paling terasa adalah stabilnya nilai tukar rupiah imbas paket kebijakan yang dibarengi dengan keberhasilan program pengampunan pajak alias tax amnesty periode pertama.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement