Pertumbuhan Uang Beredar Menyusut Gara-Gara Tax Amnesty

Martha Ruth Thertina
1 November 2016, 14:22
No image

Pertumbuhan uang beredar di masyarakat melambat akibat program pengampunan pajak (tax amnesty). Pangkal soalnya adalah, pemerintah menyimpan uang tebusan dari peserta program itu di Bank Indonesia sehingga simpanan pemerintah pusat di bank sentral melonjak 55,6 persen pada September lalu (year on year/yoy).

Bank Indonesia (BI) mencatat, total uang beredar dalam arti luas (M2) cuma tumbuh 5,1 persen (yoy) menjadi sebesar Rp 4.737,3 triliun pada September lalu. Pertumbuhannya terus melambat dalam tiga bulan terakhir. Total uang beredar pada Juli dan Agustus lalu masih bisa tumbuh masing-masing 8,2 persen dan 7,8 persen.

Advertisement

“Perlambatan pertumbuhan M2 dipengaruhi oleh perlambatan pertumbuhan kredit perbankan dan kontraksi operasi keuangan pemerintah pusat pada September 2016,” demikian tertulis dalam laporan yang diterbitkan Divisi Statistik Moneter dan Fiskal BI, Senin (31/10).  

Sekadar informasi, uang beredar dalam arti luas ini mencakup uang kartal dan giral, uang kuasi (tabungan dan simpanan berjangka di bank), dan surat berharga yang dimiliki sektor swasta domestik dengan jangka waktu hingga satu tahun. (Baca juga: Dana Bank Tersedot Tax Amnesty, BI "Suntik" Rp 35 Triliun)

Pertumbuhan uang beredar di masyarakat bisa juga dipantau dari fluktuasi dana pemerintah pusat di bank sentra. Pada Agustus lalu, simpanan pemerintah pusat di BI merosot hingga minus 0,5 persen (yoy), namun berbalik melesat 55,6 persen pada September lalu. Kenaikan tersebut sejalan dengan penerimaan dana tebusan tax amnesty. Sekadar catatan, hingga akhir September lalu, pemerintah berhasil mengumpulkan duit tebusan sebesar Rp 97 triliun. 

Sementara itu, penyaluran kredit bank juga terpantau masih seret. Pertumbuhan kredit tercatat susut dari 6,8 persen pada Agustus (yoy) menjadi 6,4 persen pada September lalu. Adapun total penyaluran kredit telah mencapai Rp 4.243,9 triliun. 

Rinciannya, kredit modal kerja (KMK) tumbuh melambat dari 4,5 persen pada Agustus (yoy) menjadi 4,1 persen pada September, sehingga total penyaluran KMK menjadi sebesar Rp 1.970,7 triliun. Perlambatan terutama terjadi pada sektor industri pengolahan serta keuangan, real estate, dan jasa perusahaan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement