Sri Mulyani: Hasutan dan Sinisme Hambat Perekonomian

Desy Setyowati
24 November 2016, 10:16
Sri Mulyani
Arief Kamaludin|KATADATA

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menganggap pandangan pesimistis dan sinisme terhadap perekonomian telah merugikan berbagai pihak, termasuk pelaku usaha. Karena itu, para pelaku usaha dan investor semestinya menyebarkan cerita positif tentang perekonomian.

Ia menilai, perekonomian domestik saat ini sudah cukup kuat. Pelaku pasar perlu mempunyai pemikiran yang sama, serta dapat membedakan kondisi yang berasal dari ekspektasi dengan kenyataan yang sudah dibangun selama ini.

Di satu sisi, Sri Mulyani tidak menginginkan kepercayaan diri yang terlalu tinggi sehingga dapat menimbulkan gelembung di pasar. Namun, di sisi lain, pelaku pasar juga harus melihat kondisi perekonomian secara objektif dan tidak semata pesimistis.

“Saya tidak ingin bubble karena Indonesia over confident, tapi rasanya Indonesia tidak banyak diuntungkan karena banyaknya legal, skeptis, dan pesimistis yang agak dominan di berbagai hal. Pandangan kita, investor, lawyer, akuntan, pokoknya terutama yang sinisme,” katanya di depan para pelaku pasar di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11).

(Baca juga: Dua Pemicu Anjloknya Rupiah, BI Kritik Para Analis)

Lebih jauh, ia menjelaskan, sentimen negatif telah menghambat peningkatan keyakinan konsumen Indonesia. Padahal, mengacu pada survei Bank Indonesia (BI), keyakinan konsumen sudah membaik.

Sentimen negatif tersebut berasal dari dalam dan luar negeri. Ia mencontohkan sentimen negatif yang berkembang terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di DKI Jakarta. Selain itu, sentimen terhadap pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) terpilih, Donald Trump, yang ingin memproteksi perdagangannya.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...