Sri Mulyani: Pondasi Ekonomi Kuat Hadapi Bunga The Fed

Desy Setyowati
15 Desember 2016, 19:24
Narkoba
Arief Kamaludin|KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat menyaksikan barang sitaan narkoba oleh BNN dan Direktorat Jenderal Bea Cukai.

Tekanan global terhadap perekonomian Indonesia menguat pasca kenaikan tingkat bunga dana bank sentral Amerika Serikat (AS), Fed Fund Rate. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati tidak mengkhawatirkan risiko tersebut karena menilai Indonesia memiliki pondasi ekonomi yang kuat, yaitu pertumbuhan ekonomi tinggi.

Ia menekankan, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sebesar 5,04 persen tergolong tinggi di antara negara-negara yang ekonominya tengah berkembang (emerging market). "Indonesia membedakan diri dari kelompok emerging market dengan mengatakan growth yang cukup tinggi," kata Sri Mulyani dalam seminar Outlook Ekonomi 2017 di Jakarta, Kamis (15/12).

Advertisement

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga didukung oleh rendahnya defisit transaksi berjalan (current account defisit/CAD) di kisaran dua persen dan inflasi sekitar tiga persen. Adapun, defisit anggaran terjaga di level 2,5-2,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tahun ini. Komposisi utang pemerintah juga dipastikan masih aman (prudent).

Untuk mengantisipasi besarnya gejolak di akhir tahun, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah sudah menerbitkan obligasi global sebesar US$ 3,5 miliar. Penerbitan obligasi tersebut mendapat sambutan positif dari pelaku pasar. Hal itu terlihat dari imbal hasil (yield) yang menarik. Dolar dari hasil penerbitan obligasi tersebut bakal memperkuat cadangan devisa di akhir tahun ini.

"Kalau akhir tahun, Indonesia menutup APBN dengan defisit anggaran 2,5-2,7 persen, estimasi pertumbuhan 5 persen tahun ini, cadangan devisa (cadev) meningkat," katanya. (Baca juga: Pemerintah Jual Obligasi US$ 3,5 Miliar untuk Belanja Awal 2017)

Sri Mulyani pun meyakini, tekanan global saat ini tak akan sebesar 2013 silam saat The Fed mulai mengurangi stimulus moneternya. Sebab, kebijakan The Fed sudah bisa diprediksi pelaku pasar.

The Fed diperkirakan akan menaikkan Fed Fund Rate dua kali tahun depan dan tiga kali di 2018. "Saat ini sudah dicerna oleh banyak sekali para pelaku pasar dunia dan mereka yang punya kapital," katanya. (Baca juga: Tax Amnesty Bisa Meredam Keluarnya Dana Asing dari Indonesia)

Halaman:
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...
    Advertisement