Target Pinjaman Pelabuhan Patimban Rp 22 Triliun Diteken Mei 2017

Ameidyo Daud Nasution
Oleh Ameidyo Daud Nasution - Maria Yuniar Ardhiati
28 Desember 2016, 16:39
Menteri Transportasi Jepang, Keiichi Ishii, kunjungi lokasi Pelabuhan Patimban
Kementerian Perhubungan
Menteri Transportasi Jepang, Keiichi Ishii, mengunjungi lokasi Pelabuhan Patimban di Subang, Rabu (28/12).

Pemerintah telah mendapatkan kepastian pendanaan dari Jepang untuk membiayai proyek pembangunan Pelabuhan Patimban di Subang, Jawa Barat. Kementerian Perhubungan menargetkan penandatanganan perjanjian pinjaman dapat dilakukan pada Mei tahun depan. Nilai pinjamannya sebesar US$ 1,7 miliar atau sekitar Rp 22 triliun.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub A. Tonny Budiono mengatakan nantinya Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Bappenas yang akan mengkoordinir penandatanganan pinjaman tersebut. Sedangkan saat ini, pemerintah berupaya mempercepat proses perizinan untuk pembangunan Pelabuhan Patimban.

Advertisement

Dengan begitu, pelabuhan tersebut dapat langsung dibangun setelah perjanjian pinjaman diteken. "Agar dapat selesai tepat waktu (Mei 2017), maka perizinan akan terus diselesaikan," kata Tonny dalam siaran pers Kemenhub, Rabu (28/12).

Ia menjelaskan, beberapa proses yang sedang diselesaikan adalah penetapan lokasi pembangunan pelabuhan itu oleh Gubernur Jawa Barat. Selain itu, penetapan Rencana Induk Pelabuhan (RIP) oleh Menteri Perhubungan. (Baca:  Bertahap, Utang dari Jepang Rp 47 Triliun untuk Proyek Patimban)

Adapun untuk Detail Engineering Design (DED) serta studi Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) pelabuhan ini akan dimulai tahun depan. "Untuk akses jalan dan tol juga telah kami koordinasikan dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)," ujar Tonny.

Sementara itu, Menteri Transportasi Jepang (Minister of Land, Infrastructure, Transport and Tourism - MLITT) Keiichi Ishii mengunjungi lokasi pembangunan Pelabuhan Patimban. Kunjungan ini bertujuan mendapatkan informasi menyeluruh dari rencana proyek tersebut. "Ini agar mereka (Jepang) mendapat gambaran proyek ini," kata Tonny.

Di sisi lain, dia menjelaskan, proyek ini telah masuk dalam daftar rencana pinjaman luar negeri jangka menengah atau Bluebook pemerintah dengan nilai US$ 1,7 miliar. Pemerintah juga akan melakukan negosiasi lanjutan dengan Jepang untuk beberapa aspek.

Beberapa pokok bahasannya antara lain aspek teknis proyek, besaran pembiayaan, dan skema pembayaran. Kementerian Keuangan dan Kementerian Perhubungan juga akan menyiapkan anggaran, lantaran sebagian dana pembangunannya berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) serta Kerjasama Pemerintah-Swasta (KPS).

(Baca: Pelabuhan Patimban Ditargetkan Beroperasi 2019)

Sebelumnya, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyatakan, total pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk proyek ini mencapai US$ 3,3-3,5 miliar atau sekitar Rp 47 triliun. Pengucurannya terbagi dalam tiga tahap sesuai dengan proses pembangunannya.

Untuk tahap pertama, dana yang akan dikucurkan sekitar US$ 1,7 miliar. Sedangkan, total tenor pinjaman berlangsung selama 40 tahun, dengan bunga sebesar 0,1 persen dan 10 tahun grace period.

Pelabuhan Patimban ini merupakan pengganti Pelabuhan Cilamaya yang berada di Desa Patimban, Kecamatan Pusakanegara, Kabupaten Subang, Jawa Barat. Kementerian Perhubungan akan menjadi penyelenggara Pelabuhan Patimban. Namun, bisa juga bekerjasama dengan badan usaha pelabuhan untuk pembangunan, pengoperasian, serta pengusahaannya.

Pelabuhan Petimban akan dibangun dalam tiga tahap. Tahap pertama adalah konstruksi yang akan dimulai pada Januari 2018. Kedua, soft opening yang dijadwalkan tahun 2019. Ketiga, pelabuhan ditargetkan rampung keseluruhan tahun 2027.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement