Target Meleset, Menkeu Prediksi Ekonomi 2016 Tumbuh 5 Persen

Desy Setyowati
3 Januari 2017, 17:36
Sri Mulyani
Arief Kamaludin|KATADATA

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menghitung pertumbuhan ekonomi 2016 cuma sebesar 5 persen. Taksiran ini sedikit meleset dibanding prediksi sebelumnya yakni 5,1 persen. Penyebab utamanya, pengeluaran pemerintah yang stagnan dibandingkan tahun sebelumnya.

Pengeluaran pemerintah relatif stagnan lantaran belanja terkontraksi pada semester II. Hal tersebut imbas dari kebijakan pemangkasan belanja sebesar Rp 127,9 triliun seiring dengan realisasi penerimaan negara yang diproyeksi masih seret setahun lalu.

Advertisement

“Ini sebab sumbangan pemerintah relatif flat. Tapi kalau dilihat masing-masing pos nilainya tidak seperti itu,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers terkait APBN-P 2016 di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (3/1).

Meski begitu, penggerak ekonomi lainnya yakni konsumsi rumah tangga diproyeksikan tumbuh lima persen, yang berarti stabil dari tahun-tahun sebelumnya. Sri Mulyani mengklaim rendahnya inflasi yaitu 3,02 persen hingga akhir tahun lalu,  bukan akibat penurunan daya beli masyarakat tetapi perbaikan struktur biaya (cost structure).

Selain itu, rendahnya inflasi juga dikarenakan harga komoditas yang menurun. “Pemerintah mengurangi porsi yang bisa menaikkan cost structure-nya, itu (inflasi rendah karena) refleksi itu. Apakah daya beli menurun? Tapi kalau konsumsi rumah tangga masih tumbuh lima persen, menurut saya, bukan karena itu,” kata Sri Mulyani.

(Baca juga: Inflasi 2016 Sebesar 3,02 Persen, Terendah Sejak 2010)

Sementara itu, investasi atau Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) diperkirakan masih bisa tumbuh 4,7 persen. PMTB merupakan pengeluaran untuk barang modal sebagai investasi, seperti untuk bangunan, jalan dan bandara, serta mesin dan peralatan.

Halaman:
    Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

    Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

    Ikuti kami

    Artikel Terkait

    Video Pilihan
    Loading...
    Advertisement