Menteri Amran Klaim Keberhasilannya Capai Kedaulatan Pangan

Safrezi Fitra
4 Januari 2017, 12:38
Menteri Pertanian Amran Sulaiman
Katadata | Arief Kamaludin

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengklaim keberhasilannya memimpin sektor pertanian. Sejak awal pemerintahan Jokowi-JK hingga tahun lalu, Kementerian Pertanian (Kementan) telah berhasil meningkatkan produksi dan swasembada pangan nasional.  

Menurutnya, selama 32 tahun (1984-2015) Indonesia masih mengandalkan impor untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Tahun lalu produksi pangan strategis bisa meningkatkan, sehingga impornya turun. Bahkan untuk padi, cabai dan bawang merah tidak lagi impor. (Baca: Diprotes Petani, Pemerintah Janji Hentikan Impor Kentang)

Amran mengatakan keberhasilan ini tidak lepas dari kebijakan dan terobosan baru pembangunan pertanian, sesuai arahan Presiden Joko Widodo. Ada beberapa penyempurnaan regulasi yang mencakup semua aspek pertanian. Pertama, merevisi Perpres 172/2014 tentang tender penyediaan benih dan pupuk menjadi penunjukkan langsung atau e-katalog sehingga bisa tersedia tepat waktu menjelang masa tanam. 

“Kedua, refocusing anggaran 2015 hingga 2017 sebesar Rp 12,2 triliun dari perjalanan dinas, rapat, rehabilitasi gedung direvisi menjadi rehabilitasi irigasi, alat mesin pertanian, cetak sawah dan lainnya untuk petani,” kata Amran dalam keterangannya saat rapat persiapan Rapat Kerja Nasional Pembangunan Pertanian di Jakarta, Selasa (3/1).

Ketiga, penyaluran bantuan benih yang tidak hanya untuk lahan pertanian yang sudah ada, sehingga berdampak pada penambahan lahan produksi. Keempat, pengawalan program Upaya Khusus (UPSUS) dan evaluasi harian. Kelima, pengendalian pengendalian impor, mendorong ekspor, deregulasi perijinan dan investasi, serta penyaluran asuransi pertanian.

Penataan sumber daya manusia (SDM) dengan monitoring dan evaluasi harian terus dilakukan. Pemerintah juga telah membentuk Tim Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli). “Kalau ketahuan melakukan pungli, tanpa kompromi kami akan copot,” ungkapnya.

Amran mengklaim berbagai kebijakan tersebut telah diimplementasikan secara nyata di lapangan. Hasilnya, perbaikan irigasi seluas 3,05 juta hektare (ha) yang ditargetkan 3 tahun, telah mampu dikerjakan dalam waktu 1,5 tahun. (Baca juga: Jokowi: Pemanfaatan 36,8 Juta Hektare Lahan Pertanian Belum Maksimal)

Penyediaan 180.000 unit peralatan dan mesin pertanian (alsintan) yang meningkat 2.000 persen, asuransi pertanian naik 100 persen menjadi 674.650 ha, pengembangan bibit unggul 2 juta ha, serta pembangunan embung, long storage dan dam-parit mencapai 3.771 unit. Kemudian pembangun lumbung pangan di wilayah perbatasan, integrasi jagung-sawit 233.000 ha, peningkatan indeks pertanaman, pengembangan lahan rawa lebak, dan program sapi indukan wajib bunting (SIWAB).

Program pengendalian impor dan pembangun Toko Tani Indonesia sudah mencapai 1.218 unit atau naik 100 persen. Dalam dua tahun terakhir, Kementan telah melalukan demosi dan mutasi sebanyak 599 jabatan, serta promosi 238 jabatan.

“Harus dicatat, semua implementasi program ini tidak pernah dilakukan sebelumnya, sehingga ini terobosan baru yang menjadi pembeda dibandingkan program sebelumnya,” ujar Amran.

Amran mengatakan melalui seperangkat kebijakan pertanian Indonesia telah mampu melewati ancaman peristiwa El Nino pada 2015 dan La Nina di tahun lalu. Keberhasilan beradaptasi terhadap kedua peristiwa tersebut, dibuktikan dengan tidak adanya paceklik sepanjang 2016. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...