Terancam Boikot, Bos Uber Mundur dari Dewan Penasihat Trump

Pingit Aria
3 Februari 2017, 11:07
Donald Trump
REUTERS/Kevin Lamarque/ANTARA FOTO

CEO Uber Technologies Inc. Travis Kalanick menyatakan berhenti sebagai anggota dewan penasihat bisnis Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Sebelumnya, ia mendapat tekanan dari kelompok-kelompok yang menentang kebijakan imigrasi.

"Bergabung dengan kelompok tersebut bukan berarti saya mendukung Presiden atau agendanya. Sayangnya, banyak orang mengira seperti itu," kata Kalanick melalui surat elektroniknya pada karyawan Uber seperti dikutip Reuters, Kamis (2/2) waktu Amerika.

(Baca juga: Saingi Duet Taksi Express-Uber, Go-Jek Resmi Gandeng Blue Bird)

Kalanick juga menyatakan bahwa ia telah menyampaikan keputusannya pada Trump secara langsung. Selain itu, ia juga menyamaikan kerisauannya soal larangan masuk bagi pengungsi dan warga dari tujuh Negara berpenduduk mayoritas Islam ke Amerika Serikat yang diterapkan oleh Trump.

"Perintah eksekutif itu menyakitkan banyak anggota masyarakat di seluruh Amerika," tulisnya dalam pesan kepada para karyawan. Ia melanjutkan, "Keluarga-keluarga terpisah, orang-orang tertahan di luar negeri dan ada ketakutan yang semakin dalam bahwa AS tidak lagi menjadi tempat yang ramah bagi para imigran."

Sebelum akhirnya mundur, Kalanick mendapat banyak tekanan soal keputusannya bergabung dengan dewan penasihat bisnis Trump. Para netizen sempat menyeru boikot terhadap Uber dengan tanda pagar #deleteuber. Alhasil, untuk pertama kalinya aplikasi kompetitor Uber di Amerika Serikat, Lyft diunduh oleh lebih banyak pengguna.

Halaman:
Reporter: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...