Moody's Naikkan Peringkat, Darmin: Indonesia Lebih Kredibel
Pemerintah memandang risiko kredit sudah berkurang menyusul keputusan Moody's Investors Service menaikkan prospek peringkat utang luar negeri Indonesia dari “Stabil” menjadi “Positif”. Selain itu, pemerintah mengklaim tidak lagi menghadapi masalah fundamental ekonomi.
Meski begitu, pemerintah tetap perlu waspada. Sebab, dalam pengumumannya Rabu kemarin (8/2), Moody’s mengingatkan adanya risiko dari penurunan penerimaan negara tahun 2016 dibanding tahun sebelumnya.
Menanggapi ‘peringatan’ tersebut, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, tidak ada persoalan lagi mengenai fundamental ekonomi Indonesia tahun ini, termasuk dari sisi penerimaan. Sebab, pemerintah sudah menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017 yang lebih kredibel.
(Baca: Risiko Menurun, Moody's Naikkan Prospek Peringkat Utang Indonesia)
"Kami sudah jauh lebih realistis, artinya aneh juga kalau masih berkhawatir-khawatir (termasuk soal penerimaan)," kata Darmin usai rapat kerja dengan Komisi Keuangan DPR di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Kamis (9/2).
Menurut dia, secara fundamental baik pertumbuhan ekonomi maupun inflasi masih dalam kondisi yang positif. Meskipun ada risiko penyesuaian dari harga yang diatur oleh pemerintah (administered price) sehingga dapat berpengaruh terhadap inflasi secara keseluruhan tahun ini. "Indonesia makin realistis, lebih kredibel, sehingga memang tidak wah tapi tidak perlu (dikhawatirkan)."