Kredit Bermasalah Bengkak, Laba Bank Mandiri Anjlok 32 Persen

Miftah Ardhian
14 Februari 2017, 19:56
Bank Mandiri
Agung Samosir|KATADATA

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk menderita penurunan laba bersih yang signifikan pada tahun lalu. Penyebabnya, bank beraset terbesar di Indonesia ini harus meningkatkan pencadangannya gara-gara pembengkakan kredit bermasalah.

Laba bersih Bank Mandiri pada 2016 mencapai Rp 13,8 triliun atau anjlok 32,1 persen dibandingkan perolehan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh peningkatan pencadangan sebesar dua kali lipat dari Rp 12 triliun pada 2015 menjadi Rp 24,6 triliun pada tahun lalu.

Pangkal soalnya adalah kenaikan kredit bermasalah (non performing loan/NPL). Pada tahun lalu, rasio NPL (gross)  Bank Mandiri mencapai 4 persen. Rasionya melonjak 54 persen dibandingkan setahun sebelumnya yang masih sebesar 2,6 persen. Sedangkan rasio NPL bersih pada 2016 sebesar 1,53 persen, membengkak 69,3 persen dibandingkan 2015 yang mencapai 0,9 persen.

(Baca: Jokowi Desak Bank Memacu Kredit Tumbuh 12 Persen Tahun Ini)

Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menyatakan, untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkesinambungan, Bank Mandiri perlu mengantisipasi berbagai risiko usaha yang ada, baik akibat situasi perekonomian domestik maupun global. “Untuk itu kami telah meningkatkan alokasi pencadangan,” ujarnya dalam penjelasan kinerja tahun 2016 Bank Mandiri di Jakarta, Selasa (14/2). 

Meski menderita penurunan laba bersih, Kartika optimistis bisnis Bank Mandiri masih akan berjalan baik dengan keberhasilan menurunkan beban bunga sebesar 5 persen secara tahunan. Hal ini didorong oleh kenaikan dana murah, serta efisiensi operasional sehingga menurunkan rasio biaya atas pendapatan (CIR) dari 43 persen menjadi 42,39 persen.

Pada akhir tahun lalu, dana murah Bank Mandiri mencapai Rp 489,4 triliun, naik Rp 45,5 triliun atau tumbuh 10,3 persen dibandingkan akhir 2015 yang sebesar Rp 443,9 triliun. Kenaikan dana murah itu didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 30,6 triliun menjadi Rp 302,3 triliun, dan kenaikan giro sebesar Rp 14,9 triliun menjadi Rp 187,1 triliun.

(Baca: Dana Repatriasi Jadi Rebutan, Bank Naikkan Bunga)

Selain itu, penurunan laba akibat pencadangan tersebut tidak disertai dengan penurunan kinerja Bank Mandiri. Laba sebelum pencadangan bank BUMN ini tercatat Rp 43,3 triliun. Pencapaian ini ditopang pendapatan bunga bersih dan premi bersih sebesar Rp 54,5 triliun, tumbuh 12,3 persen dibandingkam tahun sebelumnya. Bank Mandiri juga mencatatkan pertumbuhan pendapatan atas jasa atau fee based income sebesar 7,6 pesen menjadi Rp 20 triliun.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...