Indonesia Ingin Jadi Anggota Dewan Maritim Internasional
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hari ini bertemu Sekretaris Jenderal (Sekjen) International Maritime Organization (IMO) HE Kitack Lim. Keduanya membahas usulan keanggotaan Indonesia sebagai dewan IMO pada tahun depan dan beberapa isu lain di sektor maritim.
“Kita mengusulkan untuk keanggotaan (dewan) IMO tahun mendatang, beliau sangat mengapresiasi Indonesia dan menyampaikan indonesia merupakan anggota terpenting IMO,” kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kantornya. Selasa (21/2).
Budi mengatakan peluang Indonesia cukup terbuka untuk diterima sebagai anggota dewan IMO. Ia menjelaskan, saat ini IMO beranggotakan 40 negara. Pada periode 2016-2017 Indonesia terpilih sebagai anggota dewan IMO kategori C (terendah) bersama 20 negara lainnya. Sementara, pada kategori A dan B masing-masing beranggotakan 10 negara.
(Baca juga: Pengusaha Nilai Subsidi Logistik Belum Efektif Tekan Harga Barang)
Tahun depan, Indonesia ingin “naik kelas” pada kategori B atau bahkan A yang dinilai sebagai kelompok Negara pemegang peran penting dalam pelayaran dunia. Saat ini, ke-10 negara yang masuk kategori A karena dianggap punya kepentingan terbesar dalam menyediakan layanan transportasi barang adalah Cina, Yunani, Italia, Jepang, Norwegia, Panama, Republik Korea, Rusia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Selain itu, pada pertemuan itu, Budi dan Lim juga membahas perihal program tol laut Indonesia yang tujuannya untuk mengurangi disparitas harga dan meningkatkan konektivitas antar kepulauan. Budi juga menyampaikan visi Indonesia menjadi poros maritim dunia, salah satu yang sedang diupayakan adalah melalui pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan.