Menteri Susi Protes Kuota Tuna Indonesia di Bawah Taiwan

Yura Syahrul
25 Februari 2017, 11:00
Susi ikan
ANTARA FOTO/Agus Bebeng
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti saat menyampaikan kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, Jumat (3/2/2017).

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti memprotes batas maksimal penangkapan tuna yang ditetapkan oleh Komisi Konservasi Tuna Sirip Biru Selatan (CCSBT). Apalagi, batasan atau kuota untuk Indonesia cuma sebesar 1.002 ton, bahkan lebih kecil dibandingkan Taiwan sebanyak 1.240 ton --yang wilayah lautnya tak seluas Indonesia.

"Kenapa kuota tuna Indonesia sedikit? Taiwan ketiga terbesar. Kenapa organisasi internasional membiarkan ini? Bagaimana bisa?" ujar Susi saat berbicara di forum World Ocean Summit di Nusa Dua, Bali, Jumat (24/2). (Baca: Tuna Indonesia Terancam Punah dalam 3-10 Tahun)

Dalam daftar kuota yang dikeluarkan CCSBT, Indonesia menempati peringkat kelima di bawah Jepang dan Australia dengan kuota masing-masing 6.165 ton. Sedangkan peringkat ketiga dan keempat ditempati Taiwan dan Selandia Baru masing-masing 1.088 ton.

Kuota itu berlaku untuk periode penangkapan tahun 2018-2020. Adapun, penetapan kuota tersebut bertujuan menjaga populasi tuna dari ancaman kepunahan akibat penangkapan berlebihan.

Namun, menurut Susi, penetapan kuota tersebut tidak adil, mengingat Indonesia merupakan pemilik sumber daya terbesar. Oleh sebab itu, ia berjanji akan memperjuangkan penambahan kuota. “Kita yang punya sumber daya, kita akan terus berjuang di organisasi internasional," ujarnya. (Motion: Tuna Indonesia di Ambang Kepunahan)

Selain perbandingan luas wilayah, Susi menganggap kuota yang diberikan tidak masuk akal karena selama ini Indonesia sudah menunjukkan komitmen dan tindakan untuk memerangi pencurian ikan atau illegal, unreported, unregulated fishing (IUUF). Sejumlah tindakan tegas yang diambil antara lain penenggelaman kapal ilegal.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...