Tarif Listrik Naik, Deflasi Pada Maret di Luar Perkiraan BPS

Image title
3 April 2017, 14:17
Pasar cabai
ANTARA FOTO/Wira Suryantala
Aktivitas di Pasar Kreneng, Denpasar, Sabtu (7/1/2017).

Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat deflasi sebesar 0,02 persen pada Maret lalu. Menurut Kepala BPS Suhariyanto, kondisi ini agak di luar perkiraan karena ada faktor kenaikan tarif dasar listrik (TDL).

"Agak di luar dugaan, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,02 perkiraan. Kemarin Bank Indonesia (BI) sempat menduga bahwa sampai minggu ke 3 inflasi terjadi di angka 0,05 persen,” kata Kepala BPS Suhariyanto di kantornya, Senin (3/4).

Suhariyanto menyatakan, deflasi ditopang oleh penurunan harga kelompok bahan makanan sebesar 0,66 persen dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen.

Advertisement

(Baca juga:  Terancam Inflasi, BI Buka Peluang Kenaikan Suku Bunga Acuan)

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga pada Maret 2017 antara lain, cabai merah sebesar 0,08 persen, beras sebesar 0,03 persen, cabai rawit sebesar 0,03 persen, ikan segar sebesar 0,02 persen, dan telur ayam ras sebesar 0,02 persen.

Penurunan harga bahan makanan pokok ini mengimbangi inflasi yang terjadi akibat kenaikan tarif listrik golongan 900 Volt Ampere (VA). Meski, inflasi tertinggi terjadi di kelompok pengeluaran makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,31 persen. Sementara kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,30 persen.

“Selama ini ada dugaan, kenaikan tarif listrik itu tidak mampu dinetralisir, tetapi penurunan harga pangan ternyata mampu mengompensasi,” kata Suhariyanto.

Halaman:
Reporter: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement