Mendag Curigai Kepentingan Bisnis di Balik Resolusi Sawit Eropa

Miftah Ardhian
10 April 2017, 20:54
sawit
ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi soal sawit, karena dianggap masih menciptakan banyak masalah dari deforestasi, korupsi, pekerja anak,  sampai pelanggaran HAM. Menanggapi resolusi ini, pemerintah telah mengirimkan surat keberatan, karena dianggap diskriminatif.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan resolusi yang dikeluarkan oleh Parlemen Eropa terkait sawit, khususnya di Indonesia ini masih belum merupakan keputusan yang mengikat. Dia juga menganggap resolusi ini sarat dengan kepentingan bisnis. (Baca: Sengketa Biodiesel, Indonesia Gugat Uni Eropa di WTO)

Advertisement

"Saya sudah mengirimkan surat secara resmi kepada Menteri Uni Eropa bahwa kami sangat berkeberatan, karena apa yang disampaikan tidak ada dasarnya dan patut diduga atau ditengarai bahwa ini ada kepentingan bisnis," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (10/4).

Kepentingan bisnis yang dimaksudnya terkait dengan minyak-minyak nabati yang dihasilkan negara-negara Eropa. Enggar mempertanyakan kenapa minyak produksi Eropa tidak dipersoalkan terkait deforestasinya. Padahal, minyak sawit ini cukup penting bagi Indonesia dari sisi perekonomian. Enggar menyatakan, bisnis sawit ini sama pentinggnya dengan perusahaan Airbus di Eropa.

Enggar kembali menekankan, resolusi terkait sawit yang dikeluarkan oleh Parlemen Eropa ini mengada-ada. Alasannya, banyak petani dan tenaga kerja yang cukup berar yang bergantung dari bisnis sawit di Indonesia ini. Sehingga, Enggar tidak mengerti, Hak Asasi Manusia (HAM) mana yang dilanggar oleh Indonesia dalam melakukan bisnis sawit ini.

"ISPO sudah kita lakukan, jadi terlalu mengada-ada kalau hal ini disampaikan di Parlemen Eropa walaupun non-binding," ujar Enggar. Dia khawatir Parlemen Indonesia akan melakukan hal yang sama terhadap produk-produk Eropa. Dampaknya, situasi perdagangan antar negara pun menjadi tidak kondusif akibat adanya perang dagang ini. (Baca: Indonesia Lanjutkan Perundingan Dagang dengan Empat Negara Eropa)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement