Ada Tunggakan Kredit Trikomsel, NPL BNI Naik Jadi 3 Persen
Laba PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada kuartal I tahun ini mencapai Rp 3,2 triliun. Kenaikan laba sebesar 8,5 persen itu didukung oleh lonjakan kredit yang mencapai 21,4 persen dibandingkan tahun lalu. Sayangnya, jumlah kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) BNI pada periode yang sama juga naik.
Tercatat, pada tiga bulan pertama tahun ini rasio kredit bermasalah BNI mencapai 3 persen atau naik dari 2,8 persen pada kuartal I 2016. Direktur Utama BNI Achmad Baiquni menyebut salah satu nasabah itu adalah PT Trikomsel Oke Tbk (TRIO) yang sejak tahun lalu menunggak Rp 1,3 triliun.
(Baca juga: Kredit Tumbuh 21 Persen, BNI Raup Laba Kuartal I Rp 3,2 Triliun)
"Itu dari nasabah lama yang tahun lalu restrukturisasi, ada yang sukses ada yang gagal, sehingga menyumbang NPL," kata Baiquni saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Rabu (12/3).
Baiquni mengatakan saat ini Trikomsel masih dalam masa Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Dengan demikian, Trikomsel berada dalam kesepakatan dengan pengadilan niaga untuk melaksanakan hasil keputusan PKPU.
Sedangkan Direktur Bisnis Menengah BNI Putrama Wahyu Setyawan mengatakan bahwa perseroan sudah mencadangkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) sejak tahun 2016. Adapun rasio pencadangan terhadap kredit bermasalah BNI saat ini mencapai 147 persen. "Tapi yang jelas untuk Trikomsel kami pencadangan dana yang cukup," katanya.
(Baca juga: Pinjaman Bank untuk Proyek LRT Jabodebek Dijamin Pemerintah)
Sementara, jumlah CKPN yang dialokasikan 10 bank besar termasuk Bank BNI tercatat sebesar Rp113,5 triliun atau naik hingga 33,8 persen (Year on Year / YoY) pada Februari 2017. Namun, kenaikan CKPN pada periode tersebut lebih rendah dibandingkan periode yang sama di 2016 sebesar 34 persen (YoY).