Buat Terowongan, Biaya Proyek Kereta Cepat Membengkak Rp 10 Triliun

Miftah Ardhian
15 April 2017, 11:00
No image

Pemerintah menghadapi sejumlah masalah untuk memulai proses pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Yang terbaru adalah masalah lahan sehingga membuat biaya pembangunan proyek tersebut membengkak lebih Rp 10 triliun.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui adanya beberapa permasalahan terkait lahan yang menyebabkan  dana proyek kereta cepat Jakarta-Bandung membengkak. Pertama, perubahan skema pembangunan di beberapa titik proyek tersebut sehingga perlu membuat terowongan (tunnel).

Terowongan ini pun nantinya terbagi dua, yakni terowongan yang dibangun dengan terbuka (open pit tunnel) dan terowongan yang dibangun dengan mengebor perut bumi (boring tunnel) seperti proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta. (Baca: Perlu Kajian Lagi, Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Terhambat)

Kedua, jalur kereta cepat dibuat melayang (elevated). Rini mengatakan, sebagian ruas jalur kereta cepat ini tadinya tidak melayang. Namun, sekarang semua ruas jalurnya dibuat melayang untuk menyesuaikan dengan kontur tanah.

Kondisi inilah yang menyebabkan, biaya pembangunan proyek tersebut membengkak menjadi US$ 5,99 miliar atau sekitar Rp 80 triliun. "Karena ada penambahan dari lahan itu sehingga yang tadinya (biaya pembangunan) US$ 5,13 milar menjadi US$ 5,99 miliar. Jadi ada kenaikan hampir US$ 800 juta (setara dengan Rp 10,6 triliun)," kata Rini di Jakarta, Kamis (14/3).

Meski begitu, Rini mengklaim, penghitungan ulang (financial review) biaya pembangunan proyek tersebut sudah rampung. Penghitungan ulang ini melibatkan Kantor Akuntan Publik KPMG Indonesia dan KPMG Tiongkok. Prosesnya juga melibatkan pihak Tiongkok sebagai mitra kerja sama dan penyandang dana proyek tersebut.

(Baca: Menteri PUPR: Kereta Cepat Belum Dapat Sertifikasi Keamanan Jembatan)

Hasil penghitungan ulang tersebut menunjukkan proyek kereta cepat ini masih sangat layak dari sisi investasi untuk dilanjutkan. "Ini sudah dibicarakan dan didiskusikan dengan China Development Bank (CDB), tidak ada masalah kenaikan biaya, dan sudah dihitung Internal Rate of Return (IRR) masih bagus," ujar Rini.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...