Pasar Tertekan, Sri Mulyani Harap Vonis Ahok Tak Ganggu Investor

Desy Setyowati
12 Mei 2017, 16:09
Sri Mulyani
Arief Kamaludin|KATADATA

Pasar saham dan keuangan cenderung melemah dalam beberapa hari terakhir. Salah satu faktor penyebabnya diperkirakan adalah memanasnya kondisi politik nasional pasca vonis penistaan agama dan hukuman dua tahun penjara kepada Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta agar pelaku pasar tidak terganggu dengan keputusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara yang dibacakan Selasa lalu (95/) lalu itu. Ia juga meyakinkan pemerintah akan terus berusaha menjaga suasana keamanan dan ketertiban berpolitik di dalam negeri.

Karenanya, kondisi memanasnya politik yang terjadi saat ini diharapkan tidak berlanjut dalam jangka waktu lama. "Kami akan terus berusaha untuk bisa meyakinkan bahwa suasana keamanan ataupun ketertiban dan proses politik di Indonesia dilihat sebagai proses demokrasi yang aman dan normal,” katanya di Jakarta, Jumat (12/5).

Sri Mulyani pun membandingkan gejolak politik di negara lain dengan di Indonesia yang merupakan aspirasi dari masyarakat. “Kami harap ini tidak ganggu confidence (keyakinan) bagi ekonomi," ujarnya.

Tekanan di pasar obligasi terlihat dari tren kenaikan imbal hasil (yield) instrumen tersebut. Pada perdagangan Jumat (12/5) ini, yield Surat Utang Negara (SUN) 10 tahun mencapai 7,1 persen atau naik dari hari sebelumnya sebesar 7,09 persen.

Artinya, minat pelaku pasar terhadap SUN Indonesia menurun sehingga harganya turun dari 99,4 persen menjadi 98,9 persen. Adapun, derdasarkan data Wallstreet Journal, sepanjang lima hari ini terakhir, yield SUN 10 tahun sudah naik tujuh poin.

Analis Obligasi Mandiri Sekuritas Handy Yunianto memperkirakan dua penyebab kenaikan yield SUN 10 tahun. Pertama, aksi ambil untung investor setelah harganya meningkat tajam.

Kedua, adanya sentimen politik di dalam negeri. Melihat kondisi yang terjadi dalam sepekan ini, Handy berpandangan investor memanfaatkan situasi politik saat ini untuk mengambil untung. Karena itu, penurunan harga SUN tidak akan besar selama sentimen negatif ini hanya sesaat.

Selain itu, investor juga masih akan mempertimbangkan faktor fundamental ekonomi Indonesia yang membaik. Hal ini terlihat dari realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal I-2017 sebesar 5,01 persen.

"Kadang pengaruhnya (sentimen negatif) besar, misalnya kalau sentimen jelek dan fundamentalnya juga jelek. Tapi itu jangka pendek," kata dia kepada Katadata.

Halaman:
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...