Kota Makin Sesak, Konsep Smart City Bisa Kurangi Ketimpangan

Ameidyo Daud Nasution
19 Mei 2017, 19:55
Pertumbuhan gedung
Arief Kamaludin|KATADATA

Tuntutan pengembangan model kota pintar (smart city) semakin meningkat seiring terus bertambahnya jumlah penduduk. Model kota ini diharapkan turut berperan mengurangi ketimpangan di masyarakat.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut sebanyak 67 persen penduduk diperkirakan akan mendiami perkotaan pada tahun 2035. Oleh karena itu, dibutuhkan model kota pintar untuk menyediakan tempat tinggal layak huni bagi masyarakat.

Advertisement

Konsep kota pintar yang terintegrasi penting agar perkembangan ekonomi di perkotaan berjalan positif. “Tidak ada pilihan, smart city harus dikembangkan,” kata Darmin dalam acara diskusi mengenai smart city di Jakarta, Jumat (19/5). (Baca: Ridwan Kamil: Jakarta Bisa Dikelola Seperti Bandung)

Ia menilai konsep kota pintar mampu mengurangi ketimpangan, karena kota pintar diharapkan memberikan akses bagi semua kalangan masyarakat. Pemerintah saat ini telah menyiapkan kebijakan pendukung, termasuk roadmap e-commerce, inklusi keuangan, serta penyiapan sumber daya manusia (SDM). "Tinggal dari pemda saja merumuskan (kebijakan lokal)."

Darmin mengungkapkan, sudah ada beberapa kota di Indonesia yang mulai mengembangkan konsep kota pintar. Ia menyebut Bandung, Surabaya, dan Jakarta sebagai contoh. Ketiga kota ini telah menjalankan pelayanan secara elektronik, termasuk e-government.

Ia yakin konsep kota pintar ini bisa dikembangkan di seluruh daerah. “Asal pemda lain bisa meniru,” ujar Darmin. (Baca: MTR Academy Hong Kong Akan Bantu Siapkan SDM MRT Jakarta)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement