PLN Jaminkan Aset untuk Mendanai Perbaikan PLTU Suralaya

Miftah Ardhian
23 Mei 2017, 17:10
PLTU Suralaya
Arief Kamaludin|KATADATA
PLTU Suralaya merupakan pembangkit listrik tenaga uap terbesar di ASEAN dengan total kapasitas 3.400 MW.

PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berencana melakukan sekuritisasi beberapa pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di Suralaya, Banten. Dana yang didapat dari hasil sekuritisasi aset ini akan digunakan untuk merevitalisasi pembangkit-pembangkit yang sudah tua di kawasan PLTU Suralaya.

Direktur Perencanaan Korporat PLN Nicke Widyawati mengatakan pihaknya telah melakukan penawaran (roadshow) kepada para investor terkait rencana sekuritisasi aset ini. Namun, hingga kini belum ada perkembangan dari hasil penawaran tersebut. Belum ada kepastian dari investor yang mau masuk dalam skema sekuritisasi aset ini.

"Revitalisasi dua pembangkit dulu. Di Suralaya kan ada 1 sampai 8. Nah, 1 sampai 4 itu sudah tua," ujar Nicke saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (23/5). (Baca: Jasa Marga dan PLN Siap Sekuritisasi Tol Jagorawi dan PLTU Suralaya)

Pembangkit-pembangkit ini memerlukan revitalisasi, lantaran umurnya yang sudah tua. Makanya pembangkit ini dinilai sudah tidak efisien untuk digunakan. Dengan revitalisasi, PLN melakukan pembaruan teknologi dan desain pembangkit tersebut, sehingga produktifitas meningkat.

Sayangnya Nicke belum mau menyebutkan secara pasti, target dana yang dapat terhimpun dalam rencana sekuritisasi aset ini. Dia juga enggan memberitahu biaya yang dibutuhkan PLN dalam program revitalisasi dua pembangkit tersebut.

(Baca: Cari Dana Segar, Waskita Karya Lego 17 Ruas Tol Miliknya)

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Aloysius K. Ro pernah mengatakan targetnya proses sekuritisasi aset PLN ini akan selesai bulan depan. Saat ini PLTU tersebut dioperasikan oleh anak usahanya, yakni Indonesia Power. 

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...