OJK Minta Modern Jelaskan Penutupan Gerai 7-Eleven

Desy Setyowati
3 Juli 2017, 18:28
gerai Sevel
Arief Kamaludin|KATADATA

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunggu PT Modern Internasional Tbk (MDRN) untuk memberikan informasi terkait keputusannya menutup seluruh gerai convenience store 7-Eleven pada 30 Juni lalu. Padahal, Modern Internasional merupakan salah satu emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

"Sesuai ketentuan harus ada keterbukaan informasi, mereka harus lapor keputusan yang diambil terkait bisnisnya," kata Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida kepada wartawan di Jakarta, Senin (3/7).

Advertisement

Nurhaida menjelaskan sesuai aturan OJK, perusahaan harus menyampaikan keterbukaan informasi sejak dua hari kerja dari diambilnya keputusan oleh perusahaan. "Tapi kan baru saja libur panjang selama 10 hari kalender, jadi belum ada pemberitahuan di OJK," kata Nurhaida.

Nurhaida berharap dalam waktu dekat mendapatkan informasi dari PT Modern Internasional. Apabila melewati batas dua hari sejak hari ini, OJK akan menyurati perusahaan untuk mengumumkan keterbukaan.  (Baca juga: Batal Diakuisisi Charoen, Semua Gerai 7-Eleven Tutup Akhir Bulan Ini)

Modern Internasional telah memberikan keterbukaan informasi soal penutupan gerai ke Bursa Efek Indonesia pada 22 Juni lalu. "Kami bermaksud menginformasikan bahwa per tanggal 30 Juni 2017, seluruh gerai 7-Eleven di bawah manajemen PT Modern Sevel Indonesia yang merupakan salah satu anak perseroan akan menghentikan kegiatan operasionalnya," kata Direktur PT Modern International Tbk, Chandra Wijaya dalam surat keterbukaan informasinya.

7-Eleven merupakan pemain baru di bisnis minimarket Indonesia. Modern International meneken Letter of Intent master franchise gerai 7-Eleven di Dallas tahun 2008. Setahun kemudian, gerai tempat nongkrong favorit anak muda asal Amerika Serikat itu dibuka di kawasan Bulungan, Jakarta Selatan.

Tampilan fisik dan dagangan 7-Eleven memang berciri minimarket. Namun, untuk dapat buka 24 jam, mereka harus menggunakan izin restoran. Manajemen pun kemudian menambahkan makanan cepat saji, lengkap dengan meja dan kursi untuk menikmatinya.

Konsep tersebut rupanya cukup diterima masyarakat, hingga pada masa jayanya, 7-Eleven dapat membuka 30-60 gerai baru di Jakarta. Jika pada tahun 2011, hanya ada 50-an gerai 7-Eleven. Tahun 2012, jumlahnya bertambah hampir dua kali lipat.

Sampai awal 2014, jumlah gerai 7-Eleven di Jakarta mencapai 190 dan bertambah 40 unit lagi hingga akhir tahun. Penjualan bersih 4-Eleven pun naik 24,5 persen menjadi Rp 971,7 miliar dari tahun sebelumnya yang hanya Rp 778,3 miliar. Tahun itu bisa disebut sebagai masa keemasan 7-Eleven.

(Baca juga: Berjaya 6 Tahun, Kinerja Perusahaan 7-Eleven Meredup Sejak 2015)

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement