Jokowi Minta Korupsi, Kekerasan, dan Arogansi Polri Ditekan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Kepolisian Republik Indonesia untuk menekan budaya negatif yang selama ini terjadi pada lembaga penegakk hukum tersebut. Dia mengingkapkan hal ini dalam pidatonya saat perayaan Hari Bhayangkara ke-71.
Budaya negatif yang dimaksud Jokowi adalah korupsi, kekerasan yang berlebihan dalam operasional Polri, serta arogansi kewenangan Polri. Oleh sebab itu, dalam acara ulang tahun Polri ini dirinya meminta ada perbaikan manajemen internal di tubuh institusi tersebut.
"Ini untuk terus meningkatkan kinerja (Polri) melalui (beberapa) upaya," kata Jokowi dalam pidato terseby di di Lapangan Monas, Jakarta, Senin (10/7). (Baca: Cegah Korupsi, Polri Luncurkan E-Tilang)
Instruksi kedua adalah terus memantapkan soliditas internal Polri untuk mewujudkan Indonesia yang berdaulat. Ketiga, penguatan pelayanan publik dengan modernisasi teknologi informasi di tubuh Polri. Instruksi keempat adalah upaya deteksi dini serta deteksi aksi agar Polri dapat tetap lincah dalam bergerak.
"Kelima adalah tingkatkan terus kerja sama dan komunikasi dengan seluruh pihak," kata Jokowi.
Presiden juga mengapresiasi beberapa hal yang telah dilakukan Polri, salah satunya adalah pengamanan 101 pilkada serentak pada tahun ini. Selain itu Polri juga berhasil dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dalam bulan Ramadhan dan mudik lalu.
(Baca: Santunan Kecelakaan Mudik Jasa Raharja Tahun Ini Turun 50%)
"Maka tidak heran, seperti ditunjukkan hasil survei, kepercayaan publik terhadap Polri semakin meningkat," katanya.
Namun Jokowi juga mengingatkan tantangan Polri ke depan lebih berat lagi. Di antara tantangan tersebut ada terorisme, narkoba, kejahatan siber, perdagangan manusia, serta penyelundupan senjata. Selain itu ada pula benih-benihbkonflik horizontal dan vertikal dengan isu primordial sehingga perlu juga diantisipasi Polri.
"Langkah antisipasi ini agar energi kita tidak habis untuk hal yang tak produktif seperti fitnah, ujaran kebencian, dan provokasi," kata Jokowi. (Baca: Surat dan Bendera ISIS 'Teror' Kantor Polsek Kebayoran Lama)