Sri Mulyani Revisi APBN 2017, Ekonom Dukung Pelebaran Defisit

Martha Ruth Thertina
13 Juli 2017, 19:16
Rupiah
Arief Kamaludin|KATADATA

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati jadi sorotan. Penyebabnya, defisit anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2017 mencapai 2,92 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Level tersebut nyaris mendekati ketentuan Undang-Undang Keuangan Negara yaitu maksimal tiga persen terhadap PDB.

Defisit membengkak lantaran alokasi belanja naik, sedangkan target penerimaan negara turun. Kenaikan belanja di antaranya akibat subsidi energi yang membengkak lebih dari 30 persen. Hal itu seiring dengan keputusan pemerintah untuk tidak menaikkan harga solar bersubsidi, elpiji 3 kilogram, dan tarif listrik golongan 450 Volt Ampere (VA).

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA), David Sumual berpendapat pembengkakan defisit tak perlu dikhawatirkan. Apalagi, pembengkakannya tak jauh dari tiga persen. Bank Indonesia (BI) bahkan memperkirakan defisit hanya akan mencapai 2,67 persen lantaran penyerapan belanja biasanya tak sampai 100 persen. (Baca juga: Defisit Anggaran Hampir 3%, Pemerintah Tambah Surat Utang)

Di sisi lain, alasan pembengkakan defisit jelas: pemerintah ingin menjaga daya beli masyarakat. Maka itu, harga energi diputuskan tidak naik. Sebagai gantinya, anggaran subsidi energi direlakan melonjak. “Ini hanya masalah pilihan kebijakan, (defisit anggaran) masih reasonable (masuk akal),” kata David kepada Katadata, Kamis (13/7). (Baca juga: Badan Anggaran DPR Sepakat Subsidi Energi Naik 32% Jadi Rp 102,4 T)

Keputusan pemerintah untuk mengoreksi target penerimaan negara juga dimaklumi David. Sebab, penerimaan tidak lagi dibantu oleh program pengampunan pajak (tax amnesty) seperti tahun lalu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi juga tak jauh beda dengan tahun lalu yang di level 5 persenan. Maka, penerimaan pajak kemungkinan belum bisa naik terlalu tinggi.  

“Basis pajak (tax base) membesar tapi tidak serta merta (langsung membesar). Mungkin baru akhir tahun,” kata dia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...