Kementan Bahas Penghapusan Kategori Beras Medium dan Premium

Ameidyo Daud Nasution
25 Juli 2017, 10:24
Penggerebekan Beras Ilegal
ANTARA FOTO/Risky Andrianto
(kedua kanan), Ketua Komisi Pengawas Persaiangan Usaha (KPPU) Syarkawi Rauf (kiri) dan Sekjen Kementerian Perdagangan Karyanto (kanan) menunjukkan karung berisi beras yang dipalsukan kandungan karbohidratnya dari berbagai merk saat penggerebekan gudang be

Menteri Pertanian Amran Sulaiman menyatakan, pemerintah akan menjadikan kasus dugaan pemalsuan kualitas oleh PT Indo Beras Unggul (IBU) sebagai momen untuk mengatur tata niaga beras. Untuk itu, dia akan membahasnya dengan berbagai pemangku kepentingan.

Menurut Amran, ada wacana untuk menghilangkan premium dan medium dalam pengkategorian beras. Namun, hal ini baru akan dibahas dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bulog, hingga para pedagang beras swasta.

Advertisement

"Kami putuskan setelah bertemu dengan para pedagang," katanya menjawab pertanyaan media di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/7). (Baca juga:  Kisruh Beras Maknyuss, Mensos Minta Regulasi Beras Subsidi Diperjelas)

Amran menyatakan, harga beras medium di tingkat penggilingan rata-rata hanya Rp 7.000 per kilogram. Namun dia melihat harga beras di supermarket bisa mencapai Rp 25 ribu.

Menurut Amran, hampir semua beras yang ada di pasar merupakan jenis yang sama. Jenis beras IR64, baik rupa, rasa, hingga nutrisinya tidak jauh berbeda dengan jenis Ciherang dan Inpari. 

Amran bahkan mengklaim 90 persen kandungan beras-beras beredar di pasar itu sama. Namun harganya menjadi berbeda-beda setelah diolah dan dikemas ulang. Ini yang membuat harga beras jauh lebih mahal. “Yang perlu disampaikan ke masyarakat, kandungannya sama. Karbohidrat, bahan bakunya sama,” katanya.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement