Darmin Sebut Tren Konsumsi Berubah Kini Masyarakat Lebih Suka Rekreasi

Desy Setyowati
Oleh Desy Setyowati - Asep Wijaya
14 Agustus 2017, 12:08
Revitalisasi Malioboro Tahap II
ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Revitalisasi jalur pedestrian di depan Pasar Beringharjo, Yogyakarta, Kamis (16/3) untuk meningkatkan kenyamanan bagi para turis.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, terjadi perubahan pola konsumsi di masyarakat akibat pengaruh perkembangan teknologi. Masyarakat saat ini lebih menyukai konsumsi yang bersifat rekreasi dibanding belanja produk-produk retail seperti pakaian.

"Di masa kita kecil, baju baru itu cukup penting dan membanggakan, tapi sehari-hari ini, itu sama sekali tidak demikian. Yang penting sekarang adalah berbeda, mungkin rekreasi atau gaya hidup yang lain," kata dia saat Seminar Nasional bertajuk 'Apakah Perekonomian Indonesia Melambat?' di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin (14/8).

Darmin mengatakan, perubahan tren konsumsi ini yang akan dikaji pemerintah sehingga mendapakan gambaran utuh mengenai pola dan pertumbuhan konsumsi masyarakat.

Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Sri Soelistyowati pun menyatakan ada perubahan pola belanja terutama di kalangan kelas menengah atas. (Baca: Pemerintah Bakal Genjot Belanja untuk Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,2%)

Kelompok masyarakat ini memilih menghabiskan uangnya untuk kegiatan bersifat leisure seperti untuk rekreasi atau gaya hidup baru yang hobi kuliner atau 'jajan'. "Yang meningkat (konsumsinya) adalah yang leisure tadi. Peningkatan komponen restoran dan rekreasi masih lebih tinggi dibanding kuartal sebelumnya," kata Sri.

Peningkatan konsumsi rumah tangga dari jenis leisure pada kuartal II-2017 meningkat menjadi sebesar 6,25% dari sebelumnya 5,5%. Sementara konsumsi non-leisure mengalami penurunan dari 5,0% menjadi 4,75%.

Badan Pusat Statistik (BPS) pekan lalu mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2017 sebesar 5,01% atau sama seperti pada kuaral I-2017 lalu. Pertumbuhan ekonomi yang stagnan ini menjadi perbincangan hangat karena tidak ekuivalen dengan indikator makro ekonomi lain yang membaik seperti nilai tukar rupiah dan inflasi.

(Baca juga: Genjot Ekonomi, Pemerintah Tarik Investasi Lewat Paket Kebijakan Baru)

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Ari Kuncoro sebelumnya menyatakan ada pergeseran pola konsumsi masyarakat kelas menengah yang menciptakan anomali ekonomi Indonesia tersebut. Dia menyatakan masyarakat memilih rekreasi atau menikmati waktu senggang ke luar kota.

Fenomena ini terlihat dari kemacetan yang sering terjadi di sepanjang ruas tol Jagorawi arah Puncak, Bogor dan tiket kereta api yang terjual habis saat akhir pekan yang panjang menjadi salah satu parameternya.

“Sekarang bukan zamannya lagi pamer barang baru seperti handphone atau baju baru tetapi orang lebih suka pamer foto liburan yang langsung bisa di-upload di media sosial mereka,” kata Ari di sela-sela acara seminar di Hotel Pullman, Kamis (10/8).

Halaman:
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...