Agustus Deflasi, BPS: Ini Prestasi Pemerintah Menjaga Harga

Miftah Ardhian
4 September 2017, 17:45
Pasar pangan
Arief Kamaludin (Katadata)

Badan Pusat Satistik (BPS) merilis terjadinya deflasi sebesar 0,07% pada Agustus 2017. Dari 82 kota yang disurvei, 47 kota mengalami deflasi. Salah satu faktor utama penyebabnya adalah terjaganya harga bahan makanan pada bulan tersebut. BPS menyatakan kondisi ini sebagai prestasi bagi pemerintah.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan salah satu faktor pendorong terjadinya deflasi ini berdasarkan kelompok pengeluaran adalah kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar 0,67%. Terjaganya harga bahan makanan ini merupakan hasil dari upaya pemerintah melalui berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah. (Baca: Harga Pangan dan Transportasi Turun, Agustus Deflasi 0,07%)

Advertisement

"Bahwa bahan makanan yang mengalami deflasi 0,67%, itu salah satu penyebabnya adalah prestasi pemerintah," ujar Suhariyanto saat konferensi pers, di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Senin (4/9). Deflasi tertinggi terjadi di Ambon sebesar 2,08% dan terendah di Samarinda sebesar 0,03%. Sementara, inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,09% dan terendah di Batam sebesar 0,01%.

Suhariyanto menjelaskan kelompok bahan makanan memiliki andil deflasi sebesar 0,14%. Komoditas lainnya adalah bawang merah sebesar 0,07% dan bawang putih sebesar 0,05%, serta ikan segar, tomat sayur, dan cabai rawit yang masing-masing sebesar 0,02%. Dilanjutkan, bayam, jengkol, kentang, wortel, kelapa, dan minyak goreng yang masing-masing sebesar 0,01%. Sementara, harga beras diklaim stabil dan tidak memiliki andil terhadap inflasi.

Kemudian, beberapa komoditas yang memberikan andil inflasi dan harus diwaspadai pemerintah karena harganya yang masih mengalami kenaikan adalah cabai merah sebesar 0,04%, garam sebesar 0,02%. Selanjutnya, daging ayam ras, telur ayam ras, anggur, apel, dan semangka yang masing-masing sebesar 0,01%.

"Kalau bicara garam, rata-rata kenaikan harganya 26%. Bahkan, di beberapa Provinsi kenaikannya cukup tinggi, ada yang mencapai 150% di Gorontalo," ujar Suhariyanto. (Baca: Dongkrak Ekonomi, BI Akhirnya Pangkas Bunga Acuan Jadi 4,5%)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement