Di DPR, Sri Mulyani Ungkap Rincian Manfaat Tambahan Utang Rp 313 T
Utang negara tercatat Rp 3.779,98 triliun per Juli atau bertambah Rp 313,02 triliun sejak Januari tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan penambahan utang telah meningkatkan belanja sosial dan belanja produktif berkali-kali lipat.
Penjelasan tersebut sekaligus untuk menepis pemberitaan bahwa pemerintah tak tahu pemanfaatan utang. "Ini untuk menjawab yang selama ini media atau dalam hal ini kadang-kadang hoax seolah-oleh pemerintah tidak tahu ke mana utang itu pergi? Kami tahu baik secara agregat ataupun komponen," kata Sri Mulyani saat Rapat Kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR, Jakarta, Senin (4/9). (Baca juga: Pemerintah Hitung Ulang Nilai Aset Negara untuk Jaminan Utang)
Ia membeberkan, belanja perlindungan sosial naik hampir sembilan kali lipat, dari Rp 35 triliun di 2013-2014 menjadi hampir Rp 300 triliun. Tahun depan, pemerintah menganggarkan penanggulangan kemiskinan dan dukungan masyarakat berpendapatan rendah sebesar Rp 292,8 triliun.
Anggaran perlindungan sosial tersebut terdiri dari subsidi di luar subsidi pajak sebesar Rp 161,6 triliun, Program Keluarga Harapan (PKH) yang naik dari Rp 9,98 triliun menjadi Rp 17,3 triliun di 2018, serta Program Indonesia Pintar yang juga naik dari Rp 9,5 triliun menjadi Rp 10,8 triliun.
Selain itu, Anggaran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi warga miskin dan penerima bantuan iuran (PBI) ditetapkan sebesar Rp 25,5 triliun. Lalu, bantuan pangan Rp 13,5 triliun dan dana desa Rp 60 triliun.