Konsumsi Gas Indonesia Sentuh Level Terendah dalam 9 Tahun
Konsumsi gas bumi di Indonesia terus menurun sejak enam tahun terakhir. Bahkan perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Inggris, BP mencatat konsumsi gas bumi di Indonesia pada 2016 mencapai titik terendah dalam sembilan tahun.
BP Group Chief Economist Spencer Dale mengatakan ada beberapa penyebab konsumsi gas Indonesia menurun. Salah satunya adalah infrastruktur yang belum masif. Alhasil, lebih banyak gas dari dalam negeri yang diekspor.
(Baca: SKK Migas Prediksi LNG Jatah Dalam Negeri Hanya Terserap 76%)
Menurut Spencer, untuk membuat gas berkembang, butuh dukungan infrastruktur. “Mungkin dalam beberapa tahun atau 10 tahun ke depan bisa terlihat perkembangan kebutuhan dalam negeri,” kata dia dalam paparannya, di Jakarta, Kamis (14/9).
Sebagai gambaran, pada 2008, konsumsi gas bumi di Indonesia mencapai 39,1 billion cubic metres (bcm). Kemudian meningkat dan mencapai titik tertingginya pada 2010 yakni 41,1 bcm. Setelah itu turun terus setiap tahunnya hingga mencapai 37,7 bcm.
Di sisi lain, BP juga mencatat di 2016, produksi gas di Indonesia turun 7,4% menjadi 69,7 bcm dari tahun sebelumnya. Angka itu merupakan titik terendah sejak lima tahun terakhir, di mana pada 2006 produksi gas Indonesia bisa tembus 74,3 bcm. Adapun titik puncaknya terjadi 2010 sebesar 43,4 bcm.
Produksi gas bumi di Indonesia turun karena kondisi lapangan yang tua. "Sementara penemuan gas baru itu relatif lebih rendah dibandingkan yang sudah berproduksi," kata Spencer.