Ekonomi Butuh Stimulus, BI Diprediksi Pangkas Lagi Bunga Acuan 0,25%

Desy Setyowati
22 September 2017, 10:16
Bank Indonesia
Donang Wahyu|KATADATA

Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) kembali menggelar rapat bulanan pada Jumat (22/9) ini untuk menentukan kebijakan moneternya. Para ekonom memprediksi dewan gubernur bakal memangkas lagi bunga acuan (BI 7 Days Repo Rate) sebesar 0,25% menjadi 4,25%. Tujuannya, untuk memacu laju pertumbuhan ekonomi.

Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengatakan, perekonomian masih membutuhkan stimulus agar bisa tumbuh lebih tinggi. Apalagi, penyaluran kredit masih seret. Di sisi lain, inflasi juga di posisi yang rendah yaitu 3,82% secara tahunan (year on year/yoy) sehingga masih memungkinkan bagi BI untuk memangkas bunga acuan 0,25% lagi.

Advertisement

"Di dalam negeri kredit rasanya belum akan tumbuh sesuai target. Jadi BI 7 Days Repo Rate perkiraan saya turun 0,25 persen," ujar David kepada Katadata, Jumat (22/9). (Baca juga: Bank BUMN Fokus Turunkan Bunga Kredit di Segmen Inti)

Menurut dia, pemangkasan bunga acuan juga dimungkinkan lantaran dari sisi eksternal, belum akan ada tekanan yang signifikan terhadap nilai tukar rupiah ataupun aliran masuk dana asing (capital inflow). Sebab, bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed) kemungkinan belum akan menaikkan bunga dananya (Fed Fund Rate).

Adapun kebijakan normalisasi neraca keuangan The Fed dinilai David sudah diantisipasi pasar. "Pasar sudah ekspektasi itu sudah akan dilakukan," ucapnya.

Pendapat senada disampaikan Ekonom Development Bank of Singapore (DBS) Gundy Cahyadi. Menurut dia, selama kurs rupiah stabil terhadap dolar AS, maka arah kebijakan BI adalah pemangkasan BI 7 Days Repo Rate 0,25% sebelum akhir tahun. Ia pun tak menutup kemungkinan pemangkasan dilakukan lebih cepat yaitu pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Jumat ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement