Sri Mulyani Khawatir Konflik di Semenanjung Korea Ganggu Ekonomi Asia

Desy Setyowati
3 Oktober 2017, 18:03
Sri Mulyani
Katadata

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengkhawatirkan konflik yang terjadi di Semenanjung Korea akan mengganggu pertumbuhan ekonomi di Asia. Sebab, selama ini, pertumbuhan ekonomi Asia ditopang oleh kuatnya daya beli dan investasi seiring kondisi yang aman dan nyaman.

"Kondisi geopolitik yang terjadi saat ini, saya rasa akan menjadi faktor dominan (ketidakpastian) di Asia," kata dia saat peluncuran laporan Bank Dunia bertajuk "Indonesia Economic Quarterly (IEQ)" di Soehana Hall Energy Building, Jakarta, Selasa (3/10). (Baca juga: ADB: Perbaikan Ekonomi Tiongkok Dorong Lonjakan Ekspor Asia)

Advertisement

Ketegangan di Semenanjung Korea meningkat dalam beberapa pekan terakhir seiring aksi saling ancam yang dilakukan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. Ketegangan tersebut terkait program pengembangan nuklir oleh Korea Utara.

Di tengah kondisi itu, Sri Mulyani menekankan pemerintah akan tetap berfokus pada upayanya membangun infrastruktur guna mendorong pertumbuhan ekonomi domestik. Ia pun menepis kekhawatiran Bank Dunia bahwa anggaran untuk pembangunan infrastruktur berpotensi berkurang untuk dialihkan ke subsidi menjelang Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) di 2019.

Menurut dia, komitmen pemerintah tetap sama yakni membangun infrastruktur untuk memperkecil jurang (gap) ketersediaan infrastruktur dengan negara lain. Harapannya, iklim investasi bisa lebih baik sehingga daya saing Indonesia menguat. (Baca juga: Bank Dunia Pangkas Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Jadi 5,1%)

"Presiden kami sangat pragmatis. Kami akan tetap mendorong perbaikan iklim investasi ke posisi yang lebih baik dibanding yang lain. Seperti India, kami akan lompati lagi (peringkat daya saing negara lain)," kata dia.

Baru-baru ini, World Economic Forum melansir peringkat daya saing Indonesia naik lima peringkat ke posisi 36 dari 138 negara. Indonesia bahkan termasuk top inovator di antara negara-negara yang pasarnya tengah berkembang. (Baca juga: Daya Saing Indonesia Posisi 36 Dunia, Realisasi Investasi Masih Seret)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement