Kementerian ESDM Utamakan Pembangkit Listrik Batu Bara Daripada Gas

Anggita Rezki Amelia
16 Oktober 2017, 18:33
Listrik
Katadata | Arief Kamaludin

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana mengatur ulang megaproyek kelistrikan 35 Gigawatt (GW). Salah satu perubahannya yakni menunda pembangunan sejumlah pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) dan mendahulukan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Andy Noorsaman Sommeng mengatakan kebijakan mendahulukan pembangkit berbahan bakar batu bara karena pembangunannya lebih lama dibandingkan gas yang hanya butuh sembilan bulan. “Yang butuh waktu lama 3-4 tahun mungkin diprioritaskan dulu dibangun,” kata dia di Jakarta, Senin (16/10).

Pertimbangan lainnya adalah sistem merit order. Artinya PLN mengoperasikan pembangkit yang dimulai dari biaya terendah, dalam hal ini  PLTU Batu bara. Menurut Andy, harga listrik dari pembangkit listrik batu bara saat ini masih terbilang murah yakni sekitar US$ 6 sen per kwh.

Namun demikian pembangunan PLTU Batubara nantinya tidak lagi menyasar pulau Jawa karena sudah terlalu banyak pembangkit batubara di Jawa. "Pak menteri yang bilang, no more PLTU di Jawa," kata Andy. 

Dengan demikian sejumlah pembangkit gas akan mengalami perubahan jadwal operasi. Sayangnya Andy belum mau menyebutkan pembangkit gas mana saja yang akan ditunda. Yang jelas, pembangunan itu akan diatur pada pembahasan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) periode 2018-2027.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...