Ditjen Bea Cukai Sebutkan Sudah 76 Pusat Logistik Berikat Beroperasi
Pemerintah menyebut hingga saat ini telah ada 76 Pusat Logistik Berikat yang telah beroperasi. Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi menjelaskan pusat logistik tersebut tersebar di seluruh Indonesia dari Lhokseumawe di Aceh hingga Sorong di Papua Barat.
Heru mengatakan total nilai barang yang disimpan di seluruh pusat logistik tersebut mencapai Rp 910 triliun. 76 PLB tersebut dimiliki dan dioperasikan oleh 43 entitas perusahaan. Satu entitas bisa memiliki beberapa pusat logitik. Pusat logistik ini mempermudah suplai bahan baku dan bahan penolong industri.
Jumlah 76 pusat logistik berikat yang beroperasi ini masih belum final. Dia optimistis, hingga akhir tahun akan ada lagi beberapa PLB yang beroperasi. Ada beberapa pusat logistik baru yang berbasiskan hub di wilayah bandara, seperti di Bandara Ngurah Rai, Bali.
(Baca: Lampaui Target, 73 Pusat Logistik Berikat Telah Beroperasi)
Dia menjelaskan PLB berbasis bandara ini bisa digunakan untuk mengoptimalkan bagasi pesawat yang relatif kosong. "Apalagi ada 104 pesawat internasional yang reguler ke sana," kata Heru saat konferensi pers di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis (2/11).
Untuk jenis usahanya, Heru menjelaskan pusat logistik yang telah ada saat ini bergerak di berbagai bidang. Mulai dari oerawatan dan perbaikan atau Maintenance, Repair, dan Overhaul (MRO) pesawat, makananan dan minuman, hingga Industri Kecil dan Menengah (IKM). Ada juga PLB yang sedang proses perizinan saat ini di bidang usaha komoditas biji-bijian.
Kedepannya, PLB akan diarahkan menuju wilayah Indonesia Timur. Hal ini agar harga barang produksi di wilayah tersebut dapat ditekan, "Kalau selama ini banyak suplainya dari (pusat logistik) di Surabaya," ujar Heru.
(Baca: Pemerintah Siapkan Kemudahan Impor Bahan Baku bagi Industri Kecil)
Sejak dibangun pada 10 maret 2016, PLB telah membuat biaya logistik menjadi lebih efisien hingga rata-rata 25 persen. Salah satunya karena pembayaran pajak bisa dibayar belakangan. Hasilnya, biaya timbun rata-rata di PLB lebih murah dibanding barang yang ditimbun di pelabuhan.
Pada awalnya ada 11 PLB yang dibangun pemerintah, yakni di Balikpapan, Cakung, Denpasar, Karawang dan Cikarang. Selain PT Cipta Krida, perusahaan lain yang juga mengoperasikan pusat logistik adalah PT Petrosea Tbk., PT Pelabuhan Penajam, PT Kamadjaja Logistics, PT Toyota Manufacturing Indonesia, PT Dunia Express, PT Dahana (Persero), PT Khrisna Cargo, PT Gerbang Teknologi Cikarang, PT Vopak Terminal Merak dan PT Agility International.
(Baca: Setahun Berdiri, Pusat Logistik Sumbang Rp 157 Miliar ke Negara)