Harga Minyak Indonesia Oktober Sentuh Level Tertinggi Tahun Ini
Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) periode Oktober sentuh level tertinggi tahun ini. Tim harga minyak Indonesia menyatakan ICP Oktober 2017 sebesar US$ 54,02 per barel. Angka ini naik dibandingkan periode September 2017 yang hanya US$ 52,47.
Harga minyak jenis Sumatran Light Crude (SLC) periode Oktober juga meningkat menjadi US$ 54,71 per barel. Padahal bulan sebelumnya hanya bisa menyentuh level US$ 53,17 per barel.
Peningkatan ICP dan SLC ini sejalan dengan harga rata-rata minyak mentah utama di pasar Internasional. Harga minyak Dated Brent naik sebesar US$ 1,32 per barel menjadi US$ 57,36 per barel. Sedangkan Brent (ICE) naik dari US$ 55,51 per barel menjadi US$ 57,65 per barel.
Jenis West Texas Intermediate (WTI) juga naik sebesar US$ 1,72 per barel menjadi US$ 51,59 per barel. Harga minyak di Basket OPEC naik menjadi US$ 55,36 per barel dari sebelumnya US$ 53,44 per barel.
Ada beberapa penyebab harga minyak mentah utama di pasar internasional meningkat. Salah satunya adalah prediksi pertumbuhan permintaan minyak. Berdasarkan publikasi OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) bulan Oktober 2017, pertumbuhan permintaan minyak dunia pada 2017 diperkirakan meningkat 1,45 juta Bbl per hari setelah revisi naik sekitar 30 ribu Bbl per hari dari perkiraan pada publikasi bulan sebelumnya.
Penyebab lainnya adalah penurunan stok bahan bakar diesel (distillate fuel oil). Berdasarkan laporan EIA (Energy Information Administration) Amerika Serikat, tingkat stok distillate fuel oil, pada akhir bulan Oktober 2017 lebih rendah 6,2 juta barel dibandingkan dengan stok pada akhir bulan September 2017.
Stok bensin Amerika Serikat juga lebih rendah 2 juta barel dibandingkan periode September 2017. Adapun stok minyak mentah komersial Amerika Serikat akhir bulan Oktober 2017 lebih rendah 7,7 juta barel dibandingkan dengan stok pada akhir bulan September 2017.
Selain itu, penyebab lain harga minyak dunia naik adalah prediksi pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Berdasarkan publikasi OPEC Oktober 2017, pertumbuhan ekonomi dunia untuk tahun 2017 telah direvisi naik menjadi 3,5% dari sebelumnya 3,4%, sementara perkiraan pertumbuhan untuk 2018 tetap tidak berubah pada level 3,4%.
Kondisi politik di Timur Tengah juga menjadi faktor penyebab harga minyak meningkat. Berdasarkan Bloomberg tanggal 26 Oktober 2017 dan publikasi OPEC bulan Oktober 2017, bahwa terkait dengan ketegangan geopolitik di Irak Kurdistan, Pemerintah Irak telah mulai melanjutkan pemompaan minyak dari sebuah ladang di Avana-Kirkuk yang disengketakan, namun dari lapangan yang lain belum beroperasi normal.
"Berdasarkan publikasi IEA di bulan Oktober 2017, throughput global pada kuartal empat (Q4) 2017 diperkirakan menghasilkan tren musiman yang meningkat 0,5 juta menjadi 80,9 juta Bbl per hari dibanding Q3 2017," ujar Tim Harga Minyak berdasarkan keterangan resminya, Jumat (3/11).
Untuk kawasan Asia Pasifik, penyebab harga minyak mentah meningkat ada dua faktor. Pertama,
berdasarkan laporan dari Bank Dunia dan dipublikasikan oleh Antara News tanggal 4 Oktober 2017, ekonomi wilayah Asia Timur dan Pasifik telah direvisi naik sehingga masing-masing menjadi 6,4% dan 6,2% untuk 2017 dan 2018.
Kedua, ada peningkatan permintaan minyak di negara Asia. Berdasarkan publikasi OPEC bulan Oktober 2017, terdapat peningkatan permintaan minyak dari Korea Selatan dan Jepang.
(Baca: Peluang Ekonomi Tumbuh Lebih Baik dari APBN 2018 yang Populis)
Adapun berikut harga minyak mentah Indonesia periode Januari Hingga Oktober 2017:
No. | Periode | Harga(US$/barel) |
1. | Januari | 51,88 |
2. | Februari | 52,50 |
3. | Maret | 48,71 |
4. | April | 49,56 |
5. | Mei | 47,09 |
6. | Juni | 43,66 |
7. | Juli | 45,48 |
8. | Agustus | 48,43 |
9 | September | 52,47 |
10. | Oktober | 54,02 |
Sumber: Kementerian ESDM, 2017 |