BI Akan Lakukan Kajian Sebelum Adopsi Sistem Blockchain

Miftah Ardhian
9 November 2017, 17:36
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA

Bank Indonesia (BI) menyatakan masih akan terus melakukan kajian sebelum mengadopsi sistem blockchain, yang kerap digunakan oleh bisnis mata uang virtual Bitcoin. Walaupun dianggap memiliki berbagai keunggulan, sistem ini perlu mendapat perhatian khusus terkait risiko yang bisa ditimbulkan ketika resmi diterapkan di Indonesia.

Dalam pengertian sederhana, Blockchain merupakan teknologi buku besar digital yang terdesentralisasi. Teknologi ini meliputi transaksi-transaksi, serta bekerja dengan data yang diatur melalui serangkaian catatan yang disebut blok. Blockchain juga bisa digunakan di berbagai sektor bukan hanya keuangan, tetapi juga sektor lain yang membutuhkan proses pencatatan dan validasi.

Advertisement

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Eny V. Panggabean menjelaskan Blockchain merupakan suatu sistem berbasiskan teknologi yang baik untuk diterapkan dalam jasa keuangan. Penggunaan sistem ini dapat mengefisiensikan proses yang dilakukan dalam transaksi keuangan. 

(Baca: Satgas Waspada Investasi Setop Bisnis Bitcoin-Ethereum 4 Perusahaan

Dia mengakui beberapa negara telah mengimplementasikan sistem ini. Ada beberapa fungsi yang bisa dimanfaatkan dalam blockchain. Pertama, layanan crossborder payment atau pembayaran lintas negara, melalui private blockchain. Kedua, remitansi yakni transfer uang berbasis online. Ketiga, merekam tekstur berlian. Keempat, mencatat kepemilikan tanah. Kelima, merekam dan memperdagangkan emas. Keenam, penjualan saham. Ketujuh, merekam obligasi pemerintah.

Eny juga berpendapat blockchain memberikan peluang untuk pengembangan sistem keuangan dengan memiliki banyak  keunggulan. Beberapa diantaranya, memperluas akses terhadap layanan keuangan, bisnis proses yang lebih efisien, peningkatan keamanan teknologi, biaya transaksi & pemrosesan yang relatif lebih muran, dan regulatory dan IT cost yang lebih efisien.

Meski begitu, hingga saat ini BI masih belum mengimplementasikan hal tersebut di Indonesia. BI menilai blockchain juga memiliki tantangan yang tidak kalah banyak dibanding keuntungannya. Terdapat tantangan di perlindungan konsumen, disintermediasi, keamanan data, stabilitas sistem keuangan, integritas keuangan, pencucian uang & pendanaan terorisme, kejahatan siber, dan efektivitas kebijakan moneter.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement