Menhub Ingin Kontraktor Patimban Berpengalaman Garap Proyek Besar
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menginginkan perusahaan yang mengerjakan konstruksi Pelabuhan Patimban, Jawa Barat, adalah kontraktor nasional yang berpengalaman menggarap proyek berskala internasional. Saat ini Kementerian Perhubungan sedang melakukan persiapan lelang konstruksi, menyusul sudah adanya nota kesepahaman pencairan proyek tersebut.
Dia juga meminta agar kontraktor Jepang yang masuk merupakan perusahaan yang berpengalaman dalam menggarap proyek besar. Meski begitu, dia mengaku tak bisa mendikte siapa saja kontraktor yang dapat mengikuti lelang. Budi menargetkan proses lelangnya selesai tahun ini, agar konstruksi dapat dimulai Januari 2018.
"Kami minta (kontraktor) dari Indonesianya yang berpengalaman menggarap proyek internasional," ujar Budi saat ditemui di Kantor Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara-Reformasi Birokrasi, Jakarta, Selasa (14/11). (Baca: Dukung Bisnis Otomotif, Astra Minat Jadi Operator Pelabuhan Patimban)
Sebelumnya, Pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA) telah sepakat memberi pinjaman senilai 118, 9 miliar Yen atau sekitar Rp 14,2 triliun untuk pembangunan proyek Pelabuhan Patimban. Dengan kepastian pendanaan ini, pembangunan proyek tersebut bisa dimulai tahun depan.
Senior Representative Indonesia Office JICA Tomoyuki Kawabata mengatakan nilai pinjaman tersebut setara dengan 83 persen total kebutuhan dana proyek Pelabuhan Patimban fase I. Pinjaman ini akan digunakan dalam hal teknis untuk pekerjaan konstruksi pelabuhan.
"Sedangkan pajak dan pengadaan tanah di luar dari pinjaman ini," kata Kawabata saat press briefing di Kedutaan Jepang kemarin. (Baca: Jepang Akan Beri Pinjaman Rp 14,2 Triliun untuk Pelabuhan Patimban)
Wakil Duta Besar Jepang untuk Indonesia Kozo Honsei mengatakan saat ini proses pembangunan pelabuhan tersebut telah melewati tahap desain rekayasa terperinci atau Detail Engineering Design (DED). Dalam waktu dekat akan memasuki masa lelang konstruksi.
Dia berharap proses konstruksi bisa segera dimulai awal tahun depan. "Agar terminal untuk mobil dapat soft opening (mulai dibuka) pada Maret 2019," ujarnya.
(Baca: Jokowi dan Mantan PM Jepang Bahas Proyek Infrastruktur)