Rugi Berbalik Laba, Kinerja PTPN III Terdongkrak Harga Sawit dan Karet
Kinerja PT Perkebunan Nusantara III (Persero) cemerlang tahun ini. Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perkebunan ini mampu membalikkan kondisi keuangannya dari rugi ratusan miliar menjadi laba. Sepanjang Januari hingga Oktober 2017, Perkebunan Nusantara (PTPN) III berhasil meraup laba bersi hRp 921 miliar, dari rugi Rp 806 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Direktur Manajemen Operasional dan Pengembangan PTPN III Erwan Pelawi mengatakan kesuksesan kinerja perusahaan ditopang oleh beberapa faktor. Yang utama adalah membaiknya harga sejumlah komoditas perkebunan, yaknni kelapa sawit hingga karet, sehingga mendongkrak penjualan.
(Baca: Kementerian BUMN: Suntikan Modal Negara Tak Langsung Buat Cetak Laba)
Dalam 10 bulan tahun ini, PTPN III mencatatkan penjualan sebesar Rp 28,1 triliun, naik 48,5 persen dari Rp 26,8 triliun pada periode yang sama 2016. Kenaikan penjualan ini disebabkan naiknya harga sawit sebesar 13,3 persen dan harga karet yang mencapai 41 persen.
Erwan mengatakan harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) secara rata-rata tahun ini mencapai Rp 8.500 per kilogram (kg), dari tahun lalu yang hanya sekitar Rp 7.500 per kg. Sedangkan harga karet naik dari Rp 17 ribu per kilogram pada tahun lalu menjadi Rp 24 ribu per kilogram tahun ini.
Selan kenaikan harga, volume penjualan tandan buah segar kelapa sawit juga tercatat naik. PTPN III mencatat angka tandan buah segar kelapa sawit yang dipanen pada bulan Januari - Oktober 2017 mencapai 6,9 juta ton atau naik dari periode yang sama bulan lalu yakni 6,1 juta ton.
(Baca: Raup Rp 20,5 Triliun, BRI Pimpin Perolehan Laba Bank BUMN)
Adapun 64 persen komposisi penjualan holding pada Januari - Oktober 2017 ditunjang oleh sawit dan karet yang mencapai 13 persen. "Itu penunjang dari sisi penjualannya," kata Erwan saat konferensi pers di Jakarta, Selasa (14/11).
Selain penjualan, Erwan juga menambahkan bahwa beberapa upaya juga dilakukan perseroan untuk mengejar laba. Salah satunya langkah efisiensi melalui pengadaan barang dan jasa secara elektronik (e-procurement) yang dapat menghemat belanja perseroan rata-rata 6,4 persen. "Rata-rata kalau dihitung (penghematannya) bisa mencapai Rp 400 miliar," katanya.
Direktur Utama PTPN III Dasuki Amsir menambahkan meski induk usaha mencatat capaian positif, tetap saja masih ada anak usaha yang masih mengalami kerugian. Dia menyebutkan PTPN XIII, PTPN VII, dan PTPN IX masih mendapat raport merah saat ini. "Tapi itu karena sedang perbaikan tanaman. Biasanya akan terlihat hasilnya dalam 4 tahun ke depan," ujarnya.
(Baca Ekonografik: Rapor Merah Perusahaan Negara)
Tahun depan, kata Dasuki, PTPN III akan fokus untuk meningkatkan produksi dan melanjutkan upaya efisiensi. Beberapa langkah peningkatan produktivitas antara lain perbaikan sistem panen, menekan jam downtime pabrik, hingga pemeliharaan tanaman dan replanting program (penanaman kembali).
"Karena harga (komoditas hasil kebun) tidak bisa dikontrol, jadi bagaimana caranya kami harus meningkatkan produktivitas," katanya.