Golkar Kian Panas, Ical Waspadai Perpecahan Partai
Pimpinan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Partai Golkar menunjukkan sikap tak puas atas hasil rapat pleno yang mempertahankan Setya Novanto sebagai Ketua Umum. Menyikapi hal ini, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie alias Ical meminta agar seluruh kader menghormati keputusan rapat pleno dan menjaga kesatuan Golkar.
"Kepada kader Partai Golkar di manapun berada menjaga keutuhan untuk kemenangan partai Golkar di saat mendatang," kata Ical di Bakrie Tower, Jakarta, Jumat (24/11).
Untuk mengakomodasi ketidakpuasan atas hasil rapat pleno, Ical mengusulkan diadakan pertemuan antara Dewan Pengurus Pusat (DPP) bersama Dewan Pengurus Daerah (DPD) tingkat I seluruh Indonesia. Pertemuan tersebut untuk memberi penjelasan atas hasil rapat pleno DPP Golkar yang digelar pada Selasa (21/11) lalu.
(Baca: Pimpinan Golkar di Daerah Desak Setnov Dicopot dari Ketua Umum)
Ical mengatakan, DPD I perlu mengetahui hasil dan bagaimana proses dari rapat pleno. Selain mempertahankan Setya Novanto, rapat menunjuk Idrus Marham sebagai Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum Golkar. "Diberikan penjelasan soal itu serta dijelaskan latar belakang mengambil keputusan semacam itu," kata Bakrie.
Ical mengatakan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) dapat digelar jika diperlukan untuk mengambil keputusan yang sesuai hasil rapat pleno. "Kemudian seperti di dalam keputusan DPP menggelar Munaslub dengan syarat yang sudah ditetapkan dalam rapat pleno," kata Bakrie.
Menurut Ical, keputusan yang diambil dalam rapat pleno sudah sesuai mekanisme partai sesuai AD/ART. Dia pun beranggapan bahwa keputusan dalam rapat pleno telah diambil melalui proses yang demokratis, kritis, dan terbuka.
"Setelah mendengarkan 35 pembicara maka membuat keputusan yang dapat diterima oleh seluruh peserta sidang pleno," kata Bakrie.
(Baca: Agung Laksono Minta Setnov Mundur dari Ketua DPR)
Menanggapi hal ini, Idrus berencana mengadakan pertemuan dengan para DPD I Golkar di Hotel Sultan, Jakarta pada Sabtu (25/11) pukul 19.00 WIB. Idrus merasa dapat meyakinkan DPD I Golkar atas putusan yang diambil DPP.
Idrus mengklaim, keputusan dalam rapat pleno memiliki semangat untuk menjaga kesatuan Golkar. Keputusan itu, lanjut Idrus, merupakan komitmen untuk konsisten pada pelaksanaan sistem partai. "Karena kekuatan Golkar ada di sistem, maka semua aspirasi disampaikan oleh tokoh, sesepuh, dewan pembina ditindaklanjuti dalam kerangka pelaksanaan sistem," kata Idrus.
Idrus pun menyampaikan, dalam putusan juga dijelaskan mengenai langkah-langkah selanjutnya atas status Novanto, baik sebagai Ketua Umum Golkar maupun Ketua DPR. Sebab, status tersebut masih menunggu adanya putusan praperadilan.
Idrus menyebut, jika gugatan praperadilan diterima, maka Novanto tetap akan menjadi Ketua Umum Golkar dan Ketua DPR. Namun jika ditolak, maka DPP akan bertemu lagi dengan Novanto untuk membahas masalah tersebut.
Ketidakpuasan atas hasil rapat pleno sebelumnya diutarakan oleh Ketua DPD Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi. Dedi mengatakan perlu ada perubahan dalam tubuh Golkar, baik secara struktur maupun kultur dengan disertai pergantian kepemimpinan.
"Perubahan kultur Partai Golkar kembali pada khitahnya Golkar sebagai partai modern yang menjunjung tinggi mekanisme, kemudian kader-kadernya memiliki kualifikasi," kata Dedi.
(Baca: Kecewa Pleno Golkar, Organisasi Sayap Desak Munaslub Copot Setnov)
Dedi mengatakan, perubahan ini harus bisa dilakukan pada awal Desember 2017. Saat ini, Dedi mengklaim sudah banyak dorongan dari DPD I Partai Golkar untuk segera dilakukan perubahan
"Sudah lebih dari 20 yang memiliki semangat perubahan. Apakah semangata itu sudah ditumpahkan dalam bentuk ucapan, dalam bentuk tulisan, itu hal lain. Tapi spirit perubahan secara mayoritas DPD I menginginkan perubahan," kata Dedi.
Dia pun mengklaim telah mendapat dukungan dari para politisi senior Partai Golkar, seperti Jusuf Kalla, Agung Laksono, Akbar Tandjung, dan Abu Rizal Bakrie. Bahkan, Jusuf Kalla berpesan pada Dedi agar segera ada perubahan di tubuh Golkar. "Pesannya harus dilakukan perubahan itu," kata Dedi.
Hal senada diungkapkan Ketua DPD Golkar Jawa Tengah Wisnu Suhardono yang menganggap perlu adanya pembaruan total dalam tubuh Golkar. Menurut Wisnu, Golkar saat ini harus terlepas dari adanya politik uang yang menyebabkan sulit berkembang.
Untuk itu, dia menilai perlu adanya figur baru yang mampu memimpin Golkar saat ini. Nantinya, pemimpin baru ini haruslah sosok yang tidak bergantung terhadap partai, namun menjiwai dan loyal.
"Kami harus cari pemimpin yang berkarakter, punya integritas," kata Wisnu. (Baca: Setnov Kirim Surat dari Penjara, Rapat Golkar Batal Ganti Ketua Umum)