Hingga 2018, Baru 30% Rel Kereta Makassar – Pare-pare Tersambung
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan pada tahun 2018 mendatang, 44 kilometer rel kereta api Makassar – Pare-pare di Sulawesi Selatan akan terpasang. Artinya, dari total 145 kilometer rencana pembangunan rel Makassar – Pare-pare, baru 30,3% yang akan tercapai 2018.
Kepala Humas Direktur Jenderal Perkeretaapian Joice Hutajulu mengatakan, jalur yang akan diselesaikan tahun 2017 hingga 2018 sepanjang 28 kilometer. “Pada tahun 2017 hingga 2018 yang dikejakan segmen Barru – Palanro,” kata Joice dalam keterangan resmi Kemenhub, Senin (4/12).
Joice merinci tambahan tersebut terdiri dari pekerjaan di kilometer 73+600 hingga kilometer 76+200 dan kilometer 92+300 hingga kilometer 119+150. Sedangkan pada tahun 2016 Kemenhub telah menyelesaikan pekerjaan kilometer 76+200 hingga kilometer 92+300.
(Baca juga: Menteri Budi Targetkan Kereta Api Makassar Beroperasi 2019)
Joice juga menyampaikan bahwa Kemenhub menargetkan tambahan 62,9 kilometer jalur kereta akan terbangun. Adapun realisasi pembangunan rel hingga tahun 2016 lalu baru mencapai 16 kilometer. “Ini tambahannya untuk segmen Barru – Mandai,” ujar joice.
Apabila ditambahkan, maka 106,9 kilometer pembangunan rel porsi Kemenhub akan selesai pada 2019. Pendanaannya sendiri menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan skema surat Berharga Syariah negara (SBSN) atau sukuk. “106,9 kilometer itu menghubungkan Mandai – Palanro,” ujarnya.
Sedangkan untuk segmen Makassar – Mandai sepanjang 12 kilometer, serta Palanro – Pare-pare sepanjang 23 kilometer akan ditawarkan kepada swasta dengan skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan usaha (KPBU). “Ini agar swasta turut serta dalam pembiayaan,” katanya.
(Baca: Proyek Rel Kereta Luar Jawa Terhambat Pembebasan Lahan dan Dana)
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat mengeluhkan proyek rel kereta pertama di Sulawesi ini yang tak kunjung berjalan. Sudah tiga kali seremoni peletakan batu pertama pembangunan (groundbreaking) dilakukan, namun hingga kini belum juga ada yang selesai.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun sempat meninjau pembangunan proyek tersebut beberapa waktu lalu. "Tapi memang yang terjadi (tiga kali groundbreaking) terjadi sebelum masa jabatan saya," kata Budi pada akhir Oktober 2017 lalu.