Pertamina Butuh Rp 94 Triliun Kembangkan Energi Terbarukan

Anggita Rezki Amelia
12 Desember 2017, 15:30
Pembangkit tenaga angin
YOUTUBE

PT Pertamina (Persero) memperkirakan kebutuhan dana investasi di sektor energi baru terbarukan hingga tahun 2040 mencapai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 94 triliun. Dana itu akan digunakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya dan angin.

Direktur Utama Pertamina Elia Massa Manik mengatakan ke depan, bisnis energi baru terbarukan akan tumbuh semakin pesat. “Tahun 2017 hingga 2040 diperkirakan akan ada dana sebesar US$ 7 miliar dalam rangka pengembangan pembangkit tenaga surya dan angin," kata Elia dalam pembukaan Pertamina Energy Forum 2017 di Jakarta, Selasa (12/12).

Menurut Elia, pengembangan energi baru terbarukan ini juga sejalan dengan target bauran energi yang ditetapkan pemerintah. Adapun, pemerintah menargetkan penggunaan energi baru terbarukan bisa mencapai 23% dari total seluruh energi di tahun 2025.

Pengembangan energi baru terbarukan ini juga sejalan dengan rencana Presiden Joko Widodo mengurangi emisi rumah kaca hingga 29% tahun 2030. “Dengan berkurangnya bahan bakar fosil dan meningkatnya kepedulian terhadap isu pemanasan global, hampir dapat dipastikan bahwa renewable energy will be our future," kata Elia.

Elia mengatakan di sisi hulu, biaya pembangkit untuk energi baru terbarukan juga semakin murah. Banyak pebisnis yang ikut bermain di bidang baterai. Bahkan baru-baru ini pembangunan kompleks baterai sebesar 100 MW di Australia telah rampung. Sedangkan di hilir, perkembangan kendaraan listrik ataupun hybrid juga signifikan. 

Adapun, saat ini Pertamina sudah mengembangkan pembangkit EBT seperti panas bumi hingga 587 Megawatt (MW). Jumlah ini meningkat sejak adanya penambahan kapasitas terpasang dari pembangkit panas bumi Ulubelu Unit 4 sebesar 55 MW. "Sektor panas bumi juga akan menjadi fokus pengembangan energi terbarukan di Pertamina dalam jangka menengah, " kata Elia.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...