BPS HItung Transaksi E-Commerce untuk Redam Laju Inflasi

Michael Reily
15 Desember 2017, 18:24
Harbolnas 2017
Arief Kamaludin | KATADATA

Pemerintah bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik (BPS) dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) tengah menghitung data transaksi perusahaan e-commerce. Penghitungan data menjadi salah satu cara untuk menghitung indikator perekonomian, termasuk tingkat inflasi.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan perekaman data e-commerce menjadi penting karena harga yang dijual di e-commerce cenderung lebih murah. Alasannya, pemangkasan biaya produksi untuk sewa tempat dan rantai distribusi semakin pendek.

Advertisement

Menurutnya, harga produk yang lebih murah itu bisa menyebabkan inflasi rendah. "Sehingga penting sekali untuk mengetahui seberapa besar penurunan harga karena mempengaruhi indikator perekonomian," kata Suhariyanto di Jakarta, Jumat (15/12).

BPS mencatat, tujuan masyarakat dalam akses internet sebesar 11,33% untuk belanja. Sehingga, ada 3 patokan yang bakal menjelaskan tingginya pergeseran perilaku masyarakat yang menggunakan teknologi digital sehingga berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

(Baca juga: WTO Kaji Skema Pajak Sukarela untuk Produk Impor E-Commerce)

Pertama, peningkatan rasio leisure dalam konsumsi sebesar 14% pada 2016. Namun, pendapatan masyarakat berada dalam kondisi yang stabil, malah ada kecenderungan menurun.

Catatan Statista, pada semester I 2017, penggunaan e-commerce mencapai 6,69% dari konsumsi yaitu sebesar US$ 18,61 miliar atau Rp 248,2 triliun dengan acuan dollar sebesar Rp 13.300.

Pertumbuhan ekonomi juga ditopang oleh konsumsi rumah tangga dengan porsi sebesar 55,67%, diikuti investasi sekitar 32%, dan belanja pemerintah 9%. "Indonesia sangat tergantung dengan masyarakat dan swasta," kata Suhariyanto.

BPS pun telah melakukan survei kecil-kecilan pada kuartal ketiga 2017. Dari 10 ribu keluarga, terdapat 14,32% masyarakat yang pernah berbelanja produk lewat sistem digital.

Menurut Suhariyanto, konsumsi masyarakat yang terekam dalam penghitungan data digital akan berdampak sangat besar. Pasalnya, meski perubahannya kecil, nilainya bakal mencapai triliunan rupiah.

Halaman:
Reporter: Michael Reily
Editor: Pingit Aria
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...
Advertisement