Eximbank dan 11 Universitas Bangun Jaringan Cari Solusi Dorong Ekspor
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia atau Indonesia Eximbank bersama 11 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) melakukan penandatanganan nota kesepahaman untuk membentuk University Network for Indonesia Export Development atau UNIED pada Kamis (21/12). Pembentukan UNIED bertujuan untuk mencari solusi pengembangan ekspor Indonesia.
PTN yang bergabung dalam UNIED yaitu Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, Universitas Airlangga, Universitas Diponegoro, Universitas Sumatera Utara, Universitas Hasanuddin, Institut Pertanian Bogor, Universitas Sebelas Maret, Universitas Riau, Universitas Mataram, dan Universitas Udayana.
Direktur Eksekutif Indonesia Eximbank Sinthya Roesly berharap, UNIED bisa menyumbangkan pemikiran untuk kemajuan ekspor, termasuk menggali potensi ekspor di masing-masing daerah tempat PTN anggota UNIED berada.
”Melalui sinergi ini diharapkan pegembangan ekspor nasional dapat berjalan dengan baik,” kata Sintha saat acara penandatangan nota kesepahaman pembentukan UNIED di Kementerian Keuangan pada Kamis, (21/12). (Baca juga: Kerja Sama Dagang Indonesia - Cile Guna Dorong Ekspor ke Amerika Latin)
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan dukungannya terhadap kerja sama tersebut. Sebab, ekspor merupakan salah satu motor penggerak perekonomian Indonesia. Selain itu, ekspor juga menggambarkan kekuatan suatu negara. Negara yang kuat di ekspor dapat dikatakan sebagai negara maju karena berhasil mengalahkan negara lain.
Adapun sejauh ini, ekspor Indonesia dinilai masih belum optimal. Porsi ekspor Indonesia ke negara ASEAN saja masih rendah, yaitu hanya 12,5%. Porsi tersebut kalah dari Singapura yang mendekati 30%, Thailand 18%, Malaysia 16%, dan Vietnam 15%. (Baca juga: Tinggalkan Dolar, RI, Malaysia & Thailand Transaksi Pakai Uang Lokal)
Kondisi ini turut menjadi penyebab kondisi defisit pada transaksi berjalan (current account) Indonesia. Transaksi berjalan menunjukkan aktivitas ekspor-impor barang dan jasa dari suatu negara. Jika nilainya defisit atau minus berarti negara tersebut mengimpor lebih banyak barang dan jasa daripada mengekspor.
“Bank Indonesia sudah berkali-kali menyampaikan bahwa kita di antara negara emerging ASEAN merupakan satu satunya yang belum bisa membalikkan current account defisit menjadi netral atau bahkan surplus seperti negara ASEAN lainnya,” kata Sri Mulyani.
Ke depan, ia berharap UNIED bisa bersinergi dengan kementerian untuk memetakan potensi ekspor Indonesia.