Bulan Ini, Pemerintah Lelang Blok Migas yang Tak Laku 3 Tahun Terakhir
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan melelang beberapa blok minyak dan gas bumi (migas) pada bulan ini. Blok yang dilelang itu merupakan wilayah kerja yang sudah pernah dilelang pada tahun-tahun sebelumnya tapi tidak laku.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar mengatakan jumlah blok yang akan dilelang itu bisa melebihi 20 blok migas. Blok-blok tersebut adalah blok migas yang tidak laku dilelang pada beberapa tahun ke belakang sejak 2015 hingga 2017.
Selain blok migas yang tidak laku, pemerintah juga akan melelang blok migas yang sudah diterminasi. Dengan begitu Arcandra memprediksi akan ada banyak blok yang akan dilelang nantinya.
Menurut Arcandra, pekan depan Kementerian ESDM akan membahas persiapan lelang tersebut. Ini penting untuk menentukan blok-blok mana saja yang siap untuk dilelang kepada investor. "Lelang dengan Gross Split semua. Januari juga lelangnya," kata dia di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (3/1).
Arcandra memperkirakan lelang blok migas tahun ini akan dilakukan dalam beberapa tahap. Apalagi aturan pajak Gross Split yang selama ini ditunggu investor telah terbit.
Adapun blok yang akan dilelang hanya wilayah kerja konvensional. Sementara blok nonkonvensional akan ditunda dulu. Alasannya harga minyak yang masih rendah. "Kayaknya dengan oil price yang masih segitu belum ya (dilakukan lelang)," kata Arcandra.
Sepanjang tahun 2001 hingga 2016, lelang terbanyak pernah terjadi pada 2008. Jumlahnya sebanyak 56 blok migas konvensional dilelang. Dari jumlah itu laku 38 blok.
Namun setelah itu blok migas yang dilelang terus menyusut. Tahun 2013 misalnya blok migas konvensional yang dilelang sebanyak 18 blok dengan laku lima blok. Sementara tahun 2014 turun menjadi 13 blok dan laku sebanyak delapan blok.
(Baca: Enam Investor Bidik Lima Blok Migas dengan Skema Gross Split)
Tahun 2015, dari delapan blok migas konvensional yang dilelang, tidak ada satupun yang laku. Begitu juga 2016 sebanyak 14 blok migas konvensional dilelang namun tidak juga laku. Sementara tahun 2017, dari 17 blok konvensional dan nonkonvensional yang dilelang, ada enam perusahaan yang megincar lima blok.